Assalammualaikum Wr. Wb
Kali ini saya akan membahas mengenai Piutang.
Piutang adalah suatu tagihan atau penerimaan yang akan di terima oleh perusahaan sebagi pelunasan dari penjualan kredit yang pernah dilakukan oleh perusahaan dengan perusahaan lain, memberikan pinjaman maupun sebagai kelebihan pembayaran kas kepada pihak lain.
Jenis-jenis Piutang :
Dalam praktik di suatu perusahaan, Piutang terdapat 3 jenis yaitu :
1. Piutang usaha
Piutang usaha selalu dikaitkan dengan penjualan kredit. Jadi, perusahaan akan menerima pelunasan dari perusahaan lain sebagai akibat adanya penjualan yang dilakukan secara kredit. Apabila di dalam penjurnalan maka, Piutang akan bertambah pada sisi debet.
2. Piutang Wesel
Yaitu tagihan perusahaan kepada pihak yang telah berhutang kepada perusahaan dalam bentuk wesel melalui pembelian barang atau jasa secara kredit dari pinjaman sejumlah uang.
3. Piutang lain-lain
Piutang lain-lain umumnya diklasifikasikan dan dilaporkan secara terpisah dalam neraca, misalnya piutang bunga, piutang pajak, piutang dividen, piutang pajak, maupun tagihan kepada karyawan yang melakukan peminjaman kepada perusahaan.
Pembentukan jurnal saat adanya Piutang.
1. Jurnal yang dibuat pada saat penjualan kredit
Piutang (D) Rp xxx
Penjualan (K) Rp xxx
Contoh :
pada tanggal 7 Desember 2015 PT XYZ menjual barang dagang sebesar Rp 500.000 secara kredit.
Maka jurnalnya pada saat tanggal 7 Desember 2015, yaitu
7 Desember 2015 Piutang Rp 500.000
Penjualan Rp500.000
2. Jurnal yang dibuat apabila terdapat menerima kembali barang yang sudah dijual karena akibat kerusakan maupun ketidaksesuaian dengan yang diinginkan konsumen baik barang maupun jasa.
Retur Penjualan (D) Rp xxx
Piutang (K) Rp xxx
Contoh :
Pada tanggal 25 Juni 2015, PT JKL mengembalikan barang yang sudah ia beli ke perusahaan PT XYZ sebesar Rp400.000 karena rusak. buatlah jurnal untuk perusahaan PT XYZ
7 Desember 2015 Retur penjualan Rp 400.000
Piutang Rp400.000
3. Jurnal yang dibuat apabila perusahaan melakukan penjualan secara kredit untuk perusahaan jasa
Piutang jasa (D) Rp xxx
Penjualan jasa (K) Rp xxx
Contoh :
Pada tanggal 7 Juni 2014 Salon Aji menjual peralatan salonnya secara kredit kepada Salon Aryo sebesar Rp900.000, maka jurnal yang dibuat ialah:
Piutang jasa (D) Rp 900.000
Penjualan jasa (K) Rp 900.000
4. Jurnal yang dibuat terhadap adanya piutang ragu-ragu atau piutang
tak tertagih. maksud dari piutang ragu-ragu adalah apabila perusahaan
meragukan terhadap perusahaan yang meminjam atau melakukan penjualan
kredit karena dianggap tidak mampu bayar piutang tersebut. maka
jurnalnya ialah:
Beban Piutang Ragu-ragu (D) Rp xxx
Cadangan Kerugian Piutang ragu-ragu (K) Rp xxx
Metode penjurnalan diatas dengan menggunakan Metode pencadangan.
dibentuknya beban piutang ragu -ragu ialah perusahaan sudah
memprediksikan bahwa akan adanya piutang yang tidak dapat ditagih dan
beban putang ragu-ragu bertambah pada debet sedangkan pada cadangan
kerugian piutang, perusahaan membuat adanya cadangan kerugian piutang
agar dapat menutupi piutang yang belum tertagih oleh perusahaan yang belum membayar.
Metode dalam membuat piutang ragu-ragu terdapat 2 yaitu metode pencadangan seperti yang sudah dibahas sebelumnya dan Metode langsung.
Metode langsung yaitu metode yang akan digunakan apabila perusahaan yang melakukan piutang benar-benar tidak bisa melunasi piutangnya. jurnal yang dibuat ialah :
Beban Piutang ragu-ragu Rpxxx
Piutang dagang Rpxxx
Contoh :
25 Juni 2008 PT HANA melakukan penjualan kredit selama tahun 2008 sebesar Rp 500.000 dan pengalaman penagihan masa lalu menetapkan taksiran beban piutang ragu-ragu sejumlah Rp 100.000 jurnal penyesuaian pada akhir tahun untuk mencatat taksiran piutang yang tertagih yang dibuat oleh PT HANA adalah
Diminta :
a. Buatlah ayat jurnal pada transaksi diatas
Beban Piutang ragu-ragu Rp100.000
Cadangan piutang ragu-ragu Rp100.000
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus