Light Pink Pointer

Selasa, 19 Januari 2016

Persediaan barang dagang part1

Assalammualaikum, guys..

Seperti yang sudah diketahui, Persediaan merupakan salah satu bentuk dari Aktiva lancar, berupa kekayaan perusahaan yang disediakan berupa barang-barang atau bahan-bahan yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk di produksi kembali atau dijual secara langsung.

Jenis-jenis persediaan dibagi menjadi 5 yaitu:

1.  Merchindese Inventory (Persediaan barang dagang)
Merchindese inventory adalah suatu barang yang diambil dari pihak penjual atau pemasok yang disediakan untuk diperjualbelikan kembali tanpa adanya perubahan dari barang tersebut.

2.  Direct Materials Inventory (persediaan bahan baku)
Direct materials inventory atau biasa disebut bahan mentah/bahan baku ialah bahan utama yang digunakan untuk diproduksi menjadi barang jadi. contoh : dalam pabrik baju, perusahaan membutuhkan bahan mentah berupa kain.

3. Indirect Materials Inventory (Persediaan Bahan Pembantu)
Indirect materials inventory ialah suatu bahan penolong atau pembantu yang digunakan untuk menyempurnakan bahan mentah dan diproduksi untuk menjadi barang jadi. contoh: dalam pembuatan sepatu, bahan penolong yang digunakan ialah paku, benang, dll

4. Work in Process Inventory (Persediaan Barang dalam Proses)
Work in process inventory adalah suatu barang yang masih sedang diproduksi dan belum menjadi barang jadi seutuhnya.

5. Finished Goods Inventory (Persediaan Barang Jadi) 
Finished goods inventory ialah barang-barang yang sudah diproduksi dan menghasilkan barang jadi. 

Selain itu, untuk melakukan proses pengendalian, dibutuhkan pembukuan untuk membukukan atau mencatat persediaan barang dagang tersebut. proses pembukuan barang dagang terdapat 2 metode yang digunakan ialah:
1. Metode perpetual
Dengan metode ini, perusahaan melihat persediaan barang dagang melalui suatu pembukuan dalam perkiraan Persediaan dari barang yang bersangkutan.

2. Metode periodik (Fisik)
Berbeda dengan metode perpetual, metode fisik dilakukan dengan cara pihak yang ingin mengetahui persediaan terjun langsung ke dalam gudang dan menghitung jumlah barang di dalam gudang tersebut.
Oleh sebab itu, jika perusahaan ingin mengetahui sisa persediaan barang yang masih ada, harus melakukan penghitungan secara fisik barang-barang yang terdapat di gudang .

Pos-pos yang disediakan dalam persediaan adalah sebagai berikut:
1. Barang  dalam perjalanan
ialah suatu barang yang masih di dalam perjalanan dan belum diketahui atau belum dipastikan kepemilikannya. tergantung pada syarat penjualannya. Apabila syarat penjualannya adalah franko gudang pejual , maka barang dalam perjalanan sudah menjadi miliki pembeli. Sebaliknya, apabila syarat penjualannya adalah franko gudang pembeli  maka barang dalam perjalanan adalah masih milik Penjual. 

2. Barang konsinyasi
Barang konsinyasi dapat dikatakan sebagai barang titipan yang biasa dilakukan olh pedagang kaki lima atau eceran yang menyediakan barang untuk dijua namun sepenuhnya barang tersebut bukanlah milik pihak penjual. perusahaan menitipkan barang tersebut ke toko dalam masa kontrak dengan penjual untuk diperjualbelikan.

3. Barang yang dipisahkan
Barang yang dipisahkan adalah suatu barang yang sudah dipesan atau dibeli oleh pihak konsumen, untuk itu barang tersebut dipisahkan dari penyimpanan barang dagang pada perusahaan.

4.  Barang yang telah dijual dengan angsuran
Barang tersebut dapat dikatakan sebagai barang kreditan atau pihak konsumen membeli suatu barang, namun pembayarannya dicicil setiap waktu yang suah disepakati dengan pihak penjual.

5. Barang yang dijual dengan tingkat retur yang tinggi
Retur ialah suatu barang yang dikembalikan kepada pihak penjual dari pihak pembeli karena barang tersebut tidak sesuai dengan keinginan pembeli. setiap barang yang sudah dibeli dapat di kembalikan lagi ke si penjual dengan tingkat retur yang tinggi.

Penilaian persediaan
Seperti yang sudah diketahui, metode pencatatan yang digunakan untuk persediaan barang dagang, terdapat 2 metode. yaitu metode perpetual dan metode fisik. keduanya memiliki perbedaan cara dalam penyampaiannya.  berikut perbedaan dari kedua metode itu:
1. Penilaian persediaan menurut metode perpetual:
a. FIFO
FIFO singkatan dari First In First Out atau dalam bahasa indonesia masuk pertama keluar pertama. Jadi, FIFO ialah barang yang dibeli lebih awal dianggap dijual lebih awal pula. Biasanya barang tersebut ialah barang yang sedang trend di pasaran. Berarti, pada satiap transaksi penjualan, maka Harga pokok pembelian dari barang yang dijual didasarkan pada nilai barang yang lebih awal dibeli oleh perusahaan

b. LIFO
LIFO singkaran dari Last in First Out atau dalam bahasa indonesia ialah masuk terakhir keluar pertama. Jadi, LIFO ialah barang yang masuk atau dibeli terakhir dianggap akan dikeluarkan atau di jual lebih awal. maka, Cost of good sold (harga pokok pembelian) dari barang yang dijual didasarkan pada nilai barang yang paling akhir dibeli perusahaan.

c. Moving Avarage
Moving avarage atau rata-rata bergerak , menurut metode ini , setiap terjadi perubahan jumlah persediaan barang, baik karena ada pembelian maupun karena ada penjualan, sisa persediaan yang ada segera dirata-rata nilainya. atau nilai rata-rata tersebut ialah harga satuan dari barang yang akan dikeluarkan

2. Penilaian persediaan menurut metode fisik atau periodik

a. Special Identification
Menurut metode ini, setiap barang sudaah memilkiki suatu tanda pengenal, sehingga dalam perhitungan harga dari suatu barang tersebut, sudah ditentukan harga persatuannya oleh perusahaan.

b. Simple Avarage (rata-rata sederhana)
Menurut cara Simple Average ialah sisa persediaan barang dinilai berdasarkan jumlah seluruh harga pembelian dibagi dengan jumlah barang yang dibeli.

c. Weighted Avarage (rata-rata tertimbang)
Menurut cara Weighted Average ialah sisa persediaan barang dinilai berdasarkan harga rata-rata dari seluruh pembelian yang dilakukan, yaitu nilai rupiah seluruh pembelian dibagi dengan seluruh kilogram barang yang dibeli.

d. FIFO 
FIFO singkatan dari First In First Out atau dalam bahasa indonesia masuk pertama keluar pertama. Jadi, FIFO ialah barang yang dibeli lebih awal dianggap dijual lebih awal pula. Biasanya barang tersebut ialah barang yang sedang trend di pasaran. Berarti, pada satiap transaksi penjualan, maka Harga pokok pembelian dari barang yang dijual didasarkan pada nilai barang yang lebih awal dibeli oleh perusahaan

e. LIFO
LIFO singkaran dari Last in First Out atau dalam bahasa indonesia ialah masuk terakhir keluar pertama. Jadi, LIFO ialah barang yang masuk atau dibeli terakhir dianggap akan dikeluarkan atau di jual lebih awal. maka, Cost of good sold (harga pokok pembelian) dari barang yang dijual didasarkan pada nilai barang yang paling akhir dibeli perusahaan.

 

1 komentar: