Nama : Rafika Paramita Riztanto
NPM : 48214747
Kelas : 3DA02
Tugas : Tugas 3 Softskill (Analisis sumber dan penggunaan dana kas dan Analisis perubahan penghasilan dan biaya)
ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA KAS
1. PENGERTIAN
ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA KAS
Analisis sumber dan penggunaan
kas (aliran kas) merupakan alat yang sangat penting bagi manajemen keuangan
untuk mengetahui aliran kas, darimana aliran kas tersebut dan kemana kas
tersebut digunakan. Sedangkan bagi perusahaan digunakan untuk meningkatkan
kemampuannya dalam menghasilkan kas sekaligus untuk menilai tingat
likuiditasnya agar tetap terjaga.
Informasi aliran kas sangat
berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara
kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan
membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan dari berbagai perusahaan.
Informasi arus kas tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja
operasi berbagai perusahaan, karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan
perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.
Pihak manajemen dapat menggunakan
laporan sumber dan penggunaan kas untuk menentukan kebijakan deviden, kas yang
berasal dari investasi operasi, dan kebijakan investasi dan pendanaan.
Sementara pihak luar, seperti investor dan kreditur dapat menggunakan laporan
arus kas untuk menentukan kemampuan perusahaan dalam membayar deviden,
kemampuan dalam membayar hutang dan kas yang berasal dari operasi dibandingkan
dengan kas yang berasal dari sumber penggunaannya.
2. SIFAT
LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS
Laporan perubahan kas (cash flow
statement) atau laporan sumber dan penggunaan kas disusun untuk menunjkan
perubahan kas selama satu periode dan memberikan alasan mengenai perubahan kas
tersebut dengan menunjukan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaannya.
Laporan sumber dan penggunaan kas menggambarkan atau menunjukan aliran atau
gerakan kas, yaitu sumber-sumber penerimaan dan penggunaan kas dalam periode
yang bersangkutan. Laporan ini berbeda dengan laporan laba rugi, khususnya yang
dalam penyusunannya menggunakan dasar waktu atau accruals basis, karena laporan
perubahan kas merupakan ringkasan transaksi keuangan yang berhubungan dengan
kas tanpa memperhatikan hubungannya dengan penghasilan yang diperoleh maupun
biaya-biaya yang terjadi.
Subjek laporan perubahan kas
adalah sumber dan penggunaan kas, sedang subjek laporan laba rugi adalah
penghasilan yang direalisasi atau diperoleh dan biaya yang terjadi tanpa
memperhatikan apakah penghasilan itu sudah diterima uangnya atau belum dan
apakah biaya-biaya itu sudah di bayar per kas atau belum. Kalau dasar yang
digunakan dalam menyusun laporan laba rugi tersebut adalah dasar tunai atau
cash basis, dimana penghasilan baru diakui kalau sudah di terima uangnya dan
biaya diakui kalau sudah di bayar tunai per kas, dalam hari ini laporan laba
rugi menunjukan sumber kas yang berasal dari operasi. Perlu diperhatikan bahwa
sumber kas tidak hanya dari operasi tetapi masih banyak sumber penerimaan kas
lainnya, begitu pula penggunaannya tidak hanya untuk membiayai operasi. Oleh
karena itu, laporan sumber dan penggunaan kas (laporan penggunaan kas) sifatnya
atau scopenya lebih luas dari pada laporan laba rugi baik yang penyusunannya
berdasarkan cash basis maupun accruals basis.
Laporan sumber dan penggunaan kas
akan dapat di gunakan sebagai dasar dalam menaksir kebutuhan kas di masa
mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang ada, atau dapat di gunakan sebagai
dasar perencanaan dan peramalan kebutuhan kas atau cash flow di masa yang akan
datang. Sedangkan bagi para kreditor atau bank dengan laporan sumber dan
penggunaan kas akan dapat menilai kemampuan perusahaan dalam membayar bunga
atau mengembalikan pinjamannya.
3. SUMBER KAS
Kas merupakan Aktiva yang paling
likuid atau merupakan salah satu unsur modal yang paling tinggi likuiditasnya,
berarti semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan
semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Akan tetapi, suatu perusahaan yang
memiliki tingkat likuiditas yang tinggi karena adanya kas dalam jumlah yang
besar berarti tingkat perputaran kas tersebut rendah dan mencerninkan adanya
over investment dalam kas dan berarti pula perusahaan kurang efektif dalam
mengelola kas. Jumlah kas yang relatif kecil akan diperoleh tingkat perputaran
kas yang tinggi dan keuntungannya yang di peroleh akan lebih besar, tetapi
suatu perusahaan yang hanya mengejar keuntungan (rentabilitas) tanpa
memperhatikan likuiditas akhirnya perusahaan itu akan berada dalam keadaan
likuid apabila sewaktu-waktu ada tagihan.
Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa kas sangat berperan dalam menentukan kelancaran kegiatan
perusahaan. Oleh karena itu, kas harus direncanakan dan diawasi dengan baik,
baik penerimaannya (sumber-sumbernya) maupun penggunaannya (pengeluarannya).
Penerima dan pengeluaran suatu perusahaan ada yang bersifat rutin dan
terus-menerus dan ada pula yang bersifat insidentil atau tidak terus-menerus.
Sumber penerimaan kas dalam suatu
perusahaan pada dasarnya dapat berasal dari:
a.
Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang berwujud
maupun yang tidak berwujud (intangible assets), atau adanya penurunan aktiva
tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas.
b.
Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal oleh pemilik
perusahaan dalam bentuk kas.
c.
Pengeluaran surat tanda bukti utang, baik jangka pendek (wesel) maupun utang
jangka panjang (utang obligasi, utang hipotik, atau utang jangka panjang lain)
serta bertambahnya utang yang diimbangi dengan penerimaan kas.
d.
Adanya penurunan atau berkurannya aktiva lancar selain kas yang diimbangi
denagn penerimaan kas pembayaran, berkurangnya persediaan barang dagangan
karena adanya penjualan secara tunai, adanya penurunan surat berharga (efek)
karena ada penjualan dan sebagainya.
e.
Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau dividen dari investasinya,
sumbangan ataupun hadiah maupun adanya pengembalian kelebihan pembayaran pajak
pada periode-periode sebelumnya.
f.
Keuntunga dari operasi perusahaan, Apabila perusahaan memperoleh keuntungan
neto dari operasinya berarti ada tambahan dana dari perusahaan yang
bersangkutan
4. PENGGUNAAN
KAS
Adapun penggunaan
atau pengeluaran kas dapat di sebabkan oleh adanya transaksi-transaksi sebagai
berikut:
a. Pembelian saham
atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun jangka panjang serta
pembelian aktiva tetap lainnya.b. Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengembalian kas perusahaan oleh pemilik perusahaan.
c. Pelunasan pembayaran angsuran utang jangka pendek maupun utang jangka panjang.
d. Pembelian barang secara tunai, adanya pembayaran biaya opersi yang meliputi upah dan gaji, pembelian supplies kantor, pembayaran sewa, bunga, premi asuransi, advertensi, dan adanya persekot-persekot biaya maupun persekot pembelian.
e. Pengeluaran kas untuk pembayaran dividen (bentuk pembagian laba lainnya secara tunai), pembayaran pajak, denda-denda, dan sebagainya.
f. Adanya kerugian dalam operasi perusahaan. Terjadinya kerugian dalam operasi perusahaan dalam mengakibatkan berkurangnya kas atau menimbulkan utang yaitu bila diperlukan dana untuk menutup kerugian tersebut. Timbulnya utang sebenarnya merupakan sumber dana tetapi dana ini digunakan untuk menutup kerugian tersebut.
Sumber penerimaan kas yang berasal dari penjualan barang dagangan maupun jasa
bila dipertemukan dengan biaya operasi maka secara neto akan diperoleh sumber
kas yang berasal dari operasi (laporan laba rugi dasar tunai). Akan tetapi,
pada umumnya perusahaan menyusun laporan laba rugi dengan menggunakan
dasar waktu, oleh karena itu laba bersih yang dilaporkan dalam laporan
laba rugi harus disesuaikan sehingga menjadi hasil operasi berdasarkan tunai
(cash basis).
5. LAPORAN SUMBER
DAN PENGGUNAAN KAS
Penyusunan laporan
perubahan kas atau laporan sumber dan penggunaan kas dapat dilakukan dengan
meringkas jurnal penerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas. Cara ini memakan
waktu yang lama karena harus menggolongkan setiap transaksi kas menurut sumber
masing-masing serta tujuannya, dan cara ini hanya dapat dilakukan oleh internal
analisis yang memungkinkan memperoleh datanya dengan lengkap dan masih murni.
Bagi eksternal analisis, menyusun laporan sumber dan penggunaan kas dapat
dilakukan dengan menganalisis perubahan yang terjadi dalam laporan keuangan
yang diperbandingkan antara dua waktu atau akhir periode serta
informasi-informasi lain yang mendukung terjadinya perubahan tersebut. Dalam
menganalisis perubahan yang terjadi harus diperhatikan kemungkinan adanya perubahan
atau transaksi yang tidak mempengaruhi kas (noncash transaction).
Transaksi-transaksi yang
tidak mempengaruhi uang kas antara lain sebagai berikut:
- Adanya pengakuan atau
pembebanan depresiasi, amortisasi dan deplesi terhadap aktiva tetap,
intangible asset, dan wasting assets. Biaya depresiasi ini merupakan biaya
yang tidak memerlukan pengeluaran kas.
- Pengakuan adanya kerugian
piutang baik dengan membentuk cadangan kerugian piutang maupun tidak, dan
penghapusan piutang karena piutang yang bersangkutan sudah tidak dapat di
tagih lagi.
- Adanya penghapusan atau
pengurangan nilai buku dari aktiva yang dimiliki dan penghentian dari
penggunaan aktiva tetap karena aktiva yang bersangkutan telah habis
disusut dan atau sudah tidak dapat dipakai lagi.
- Adanya pembayaran stock
devidend (dividen dalam bentuk saham), adanya penyisihan atau pembatasan
penggunaan laba, dan adanya penilaian kembali (revaluasi) terhadap aktiva
tetap yang dimiliki oleh perusahaan.
Terhadap transaksi-transaksi yang
tidak mempengaruhi kas tersebut harus dilakukan penyesuainan (dilakukan jurnal
adjustment dan reversal journal). Di samping itu juga perlu diadakan
penyesuaian untuk menghilangkan pengaruh akibat dari penggunaan dasar waktu
atau accruals basis accounting (yaitu adanya accrued and deferred revenue and
expenses) sehingga pos atau rekening-rekening yang bersangkutan menunjukan
penghasilan (revenue) dan biaya (expenses) tunai (cash basis accounting).
Penyesuaian-penyesuaian
terhadap transaksi yang tidak mempengaruhi kas tidak dimasukan dalam buku
catatan perusahaan tetapi hanya dalam work sheet saja, karna seperti halnya
penyusunan laporan sumber dan penggunaan modal kerja maka dalam penyusunan
laporan sumber dan penggunaan kas dapat pula di lakukan secara langsung dari
laporan keuangan atau dengan menggunakan bantuan work sheet mapun rekening (T
account).
6. LANGKAH-LANGKAH DALAM
PENYUSUNAN LAPORAN SUMBER-SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA DALAM ALIRAN KAS
Dalam menyusun laporan
sumber-sumber dan penggunaan kas, dimana dana dalam artian kas memiliki
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mendaftar pos-pos neraca
yang diperbandingkan antara dua titik waktu tertentu dalam kolom pertama dan
kedua.
2. Mendaftar pos-pos
laporan laba rugi dari tahun yang diperbandingkan (current year).
3. Tentukan kenaikan
dan penurunan yang terjadi pada pos-pos neraca, tunjukkan dalam kolom
”Perubahan” debit dan kredit. Kolom perubahan debit untuk mencatat adanya
kenaikan aktiva, penurunan utang dan modal serta bertambahnya biaya serta
berkurangnya penhasilan. Sedangkan kolom kredit untuk mencatat penurunan
aktiva, kenaikan utang dan modal, bertambahnya penghasilan dan berkurangnya
biaya.
4. Menganalisis
perubahan-perubahan yang terjadi pada pos-pos neraca dan pos-pos laba rugi
untuk menentukan adanya perubahan yang tidak mempengaruhi kas.
5. Membuat jurnal
penyesuaian dalam lembar kerja tersebut untuk menghilangkan akibat atau
pengaruhtransaksi nonkas yang sudah dicatat dalam periode tersebut.
6. Memindahkan saldo
atau perubahan setelah disesuaikan (kecuali perubahan kas) Ke dalam kolom
“Kenaikan dan Penurunan Kas” atau “Sumber dan Penggunaan Kas”.
7. Penurunan aktiva
(selain kas), kenaikan utang, modal dan penghasilan merupakan sumber kas,
sedangkan kenaikan aktiva (selain kas), penurunan utang, modal dan kenaikan
biaya merupakan penggunaan kas. Perubahan kas tidak perlu dipindahkan ke kolom
sumber dan penggunaan kas karena perubahan kas inilah yang dianalisis, selisih
jumlah kolom sumber kas dengan penggunaan kas harus sama dengan perubahan yang
terjadi dalam pos “Kas”.
8.Untuk penyusunan laporan
sumber dan penggunaan kas datanya diambil dari dua kolom terakhir dari lembar
kerja.
ANALISIS PERUBAHAN PENGHASILAN DAN BIAYA
1. PENTINGNYA ANALISIS
PERUBAHAN PENGHASILAN DAN BIAYA
Analisis pos-pos laporan laba rugi yang terperinci sangat
penting dilakukan karena keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang akan
tergantung pada realisasi keuntungan. Analisis pos-pos laporan laba rugi untuk satu periode saja akan kurang
berarti karena tren dari penghasilan, harga pokok penjualan, dan biaya tidak
dapat ditentukan. Dari perbandingan pos-pos penting seperti total penjualan,
harga pokok penjualan, laba bruto, biaya usaha, laba usaha, dan laba bersih
selama dua periode atau lebih akan diperoleh gambaran tentang perubahanya.
Apakah perubahan tersebut menguntungkan
atau merugikan, faktor-faktor yang menyebabkan adanya perubahan itu, memerlukan
analisis lebih lanjut.
Dari hasil penjualan yang diperoleh sebagian akan digunakan
untuk menutup harga pokok penjualan dan biaya-biaya usaha dan sisanya perubahan
laba usaha. Apabila volume penjualan dicapai dengan biaya-biaya usaha yang
bertambah besar, ini akan mengurangi laba usaha, dan akibatnya mungkin tidak
diperoleh laba yang cukup untuk membayar beban bunga dan deviden (bagian
keuntungan bagi pemegang saham). Kenaikan dalam volume penjualan belum tentu
menguntungkan bagi perusahaan apabila kenaikan volume penjualan itu diikuti
kenaikan biaya-biaya usaha yang cukup besar. Analisis perubahan akan mencakup
studi tentang perubahan penjualan, perubahan laba bruto, dan perubahan laba
bersih. Juga penting dipelajari adanya perubahan tingkat harga selama jangka
waktu yang diamati.Dalam menganalisis penjualan, juga perlu di analisis adanya
retur dan potongan penjualan yang harus dikurangi dari penjualan
bruto.Banyaknya retur penjualan mungkin disebabkan oleh kurang hati-hatinya
pada waktu pengepakan dan pengiriman barang pesanan langganan sehingga menyebabkan
rusak atau cacatnya barang dan rendahnya kualitas barang.
2. RASIO
HARGA POKOK PENJUALAN DENGAN PENJUALAN BERSIH DAN RASIO LABA BRUTO DENGAN
PENJUALAN BERSIH
Selisih antara penjualan bersih (unit penjualan
kali harga jual) dengan harga pokok penjualan (unit penjualan kali unit cost)
menunjukan laba bruto.Laba bruto digunakan untuk menutup biaya usaha dan biaya
lain-lain, sisanya merupakan laba bersih atau rugi.Rasio harga pokok penjualan
dengan penjualan bersih dihitung dengan membagi harga pokok penjualan dengan
penjualan bersih, rasio ini mencerminkan persentase dari penjualan bersih yang
diserap untuk ongkos barang jadi yang kemudian dijual.Rasio laba bruto dengan
penjualan bersih dihitung dengan membagi laba bruto dengan penjualan bersih, rasio
ini dapat juga dihitung dengan mengurangkan rasio harga pokok penjualan dengan
penjualan bersih dari angka 100%.
Perubahan laba bruto dapat dianalisis dengan
melihat perubahan penjualan bersih (baik perubahan jumlah unit yang dijual
maupun perubahan harga penjualan per unit) dan perubahan harga pokok penjualan
(baik perubahan jumlah unit yang dijual maupun perubahan harga pokok per
unit/harga beli per unit). Misalnya bila terjadi kenaikan laba bruto, mungkin
disebabkan oleh faktor;
1. Harga
jual per unit naik, sedang harga pokok penjualan tetap.
2. Harga
pokok penjualan lebih rendah, sedang harga jual per unit tetap.
3. Kombinasi
keduanya, yakni harga jual per unit naik dan harga pokok per unit turun.
4. Jumlah
unit yang dijual meningkat, sedang harga jual per unit dah harga pokok per unit
tetap.
Kenaikan laba bruto karena
kenaikan harga jual tidak dapat dipakai sebagai pengukur kegiatan bagian
penjualan karena perubahan harga jual lebih ditentukan oleh faktor-faktor yang
berada diluar perusahaan (faktor ekstern).Perubahan harga jual ditentukan oleh
kekuatan permintaan penawaran di pasar yang sulit dikendalikan oleh perusahaan,
lain halnya dengan perubahan jumlah unit yang dijual.Perubahan laba bruto yang
disebabkan oleh adanya perubahan jumlah unit yang dijual mempunyai hubungan
langsung dengan kegiatan bagian penjualan.Kenaikan laba bruto karena adanya
kenaikan jumlah unit yang dijual berarti bagian penjualan telah bekerja lebih
aktif.Apabila biaya pemasaran dapat dipertahankan berarti perusahaan telah
dapat meningkatkan efisiensi dalam operasinya.
Rasio laba bruto yang rendah
mungkin diakibatkan adanya kebijaksanaan pembelian dan mark-up yang tidak
menguntungkan, ketidak mampuan manajemen meningkatkan volume penjualan, harga
menurun (untuk meningkatkan volume penjualan) tetapi tidak disertai dengan
turunnya harga pokok barang, meningkatnya ongkos produksi karena kelebihan
investasi fasilitas pabrik atau karena adanya kenaikan bahan, kenaikan upah,
atau kenaikan harga-harga umum yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan.
Perubahan tingkat harga pokok penjualan pada waktu harga naik turun disebabkan
oleh adanya perbedaan metode dalam menilai persediaan akhir. Penggunaan metode
FIFO atau LIFO akan menberikan hasil yang berbeda.
3. LAPORAN
PERUBAHAN LABA BRUTO DAN ANALISIS
Dalam suatu perusahaan yang
memproduksi dan menjual satu macam produk atau barang, laporan perubahan laba
bruto menunjukkan pengaruh perubahan dalam volume penjualan, perubahan dalam
harga jual, dan perubahan dalam harga pokok barang yang di produksi dan dijual.
Dengan perkataan lain laporan tersebut menunjukan:
1. Perubahan
penjualan yang disebabkan adanya perubahan dalam jumlah unit yang dijual dan
perubahan dalam harga pokok penjualan per unit.
2. Perubahan
harga pokok penjualan yang disebabkan adanya perubahan dalam jumlah unit yang
dijual dan perubahan dalam harga pokok per unit.
Perubahan Laba Kotor (gross profit) perlu dianalisa untuk
mengetahui sebab-sebab perubahan tersebut, baik perubahan yang menguntungkan
maupun perubahan yang tidak menguntungkan, sehingga akan dapat diambil tindakan
seperlunya untuk periode berikutnya. Pada dasarnya perubahan laba kotor itu
disebabkan oleh dua factor, yaitu factor penjualan dan factor harga pokok
penjualan.Besar kecilnya hasil penjualan dipengaruhi oleh kwantitas atau volume
produk yang dapat dijual dan harga jual per satuan produk tersebut.
Perubahan laba kotor yang disebabkan oleh adanya
perubahan harga pokok penjualan dapat
disebabkan oleh :
a.
Perubahan harga pokok rata-rata per satuan
b.
Perubahan kwantitas atau volume produk yang dijual
Perubahan
laba kotor baik itu merupakan penurunan atau kenaikan yang disebabkan oleh
factor harga jual tidak dapat digunakan sebagai pengukur kegiatan bagian
penjualan, karena hal ini disebakan oleh factor ekstern perusahaan. Suatu
perubahan laba kotor yang disebabkan
oleh adanya perubahan kwantitas atau volume barang yang dijual mempunyai
hubungan langsung dengan kegiatan bagian penjualan. Penurunan laba kotor yang
disebabkan oleh naiknya harga pokok penjualan menunjukkan bagian produksi telah
bekerja secara tidak efisien.
Dari
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perubahan laba brutopada dasarnya dapat
disebabkan oleh 4 faktor yaitu :
1. Perubahan harga jual ( sales price
variance) yaitu adanya perubahan antara harga jual yang sesungguhnya dengan
harga jual yang dibudgetkan atau harga jual sebelumnya. Perubahan ini dapat
ditentukan dengtan menggunakan rumus :
(
Hj₂
– Hj₁ ) K₂
Keterangan:
Hj₁ =
harga jual persatuan produkyang dibudgetkan atau tahun sebelumnya
Hj₂ =
harga jual per satuan produk yang sesungguhnya
K₂ =
kwantitas atrau volume produk yang sesungguhnya dijual tahun ini
2. Perubahan kwantitas produk yang
dijual ( sales volume variance) yaitu adanya perubahan antara kwantitas produk
yang direncanakan/tahun sebelumnya denga kwantitas produk yang sesungguhnya dijual (direalisir).
Perubahan yang disebabkan oleh perubahan kwantitas volume produk yang dijual
dapat ditentukan dengan rumus :
( K₂ - K₁ ) Hj₁
Keterangan
:
K₂ =
kwantitas penjualan yang sesungguhnya direalisir tahun ini
K₁ =
kwantitas penjualan yang dibudgetkan atau tahun sebelumnya
Hj₁ =
harga jual per satuan produk yang dibudgetkan atau tahun sebelumnya
sebagai standard
Bila ( K₂ - K₁ ) menghasilkan angka positif
menujukkan bahwa kwantitas produk yang sesungguhnya dijual lebih besar daripada
yang direncanakan, hal ini menunjukkan keadaan yang menguntungkan atau bagian
penjualan bekerja lebih baik, sebaliknya bila menghasilkan angka negative
berarti penjualanturun dan menunjukkan keadaan yang merugikan.
3. Perubahan harga pokok penjualan per
satuan produk ( cost price variance ) yaitu adanya perbedaan antara harga pokok
penjualan persatuan produk ( unit cost ) menurut budget/ tahun sebelumnya
dengan harga pokok yang sesungguhnya. Perubahan laba kotor yang disebabkan oleh
hal ini dapat ditentukan dengan rumus :
( HPP₂ - HPP₁ ) K₂
Keterangan
:
HPP₂ =
haraga pokok penjualan yang sesungguhnya
HPP₁ =
harga pokok penjualan menurut budget/tahgun sebelumnya
K₂ =
kwantitas produk yang sesungguhnya dijual
4. Perubahan kwantitas harga pokok
penjualan ( cost volume Variance ) yaitu adanya perubahan harga pokok penjualan
karena adanya perubahan kwantitas/vol,ume yang dijual atau yang diproduksi. Hal
ini dapat ditentukan dengan menggunakan rumus :
( K₂ - K₁ ) HPP₁
Apabila ( K₂ - K₁ ) menghasilkan angka positif
berarti kwantitas yang dijual/diproduksi bertambah ( mengalami kenaikan ),
apabila kwantitas bertambah maka harga pokok penjualan akan mengalami kenaikan
pula dan bertambahnya harga pokok penjualan menunjuukkan keadaan yang tidak
menguntukan ( merugikan ). Sebaliknya bila hasilnya negative berarti ada penurunan
biaya dan menunjukkan keadaan yang menguntungkan.
Contoh
pertama
PT INDIRASARI
Laporan Rugi-Laba
Akhir tahun 1979 dan 1978
Penjualan neto
Harga pokok penjualan
Laba kotor
Kwantitas yang dijual
Harga jual per satuan
Harga poko persatuan
|
1978
|
1979
|
Kenaikan
|
200.000
150.000
|
253.000
181.125
|
53.000
31.125
|
|
50.000
|
71.875
|
21.875
|
|
1.000
200
150
|
1.150
220
157,50
|
150
20
7,50
|
Menurut data diatas tahun 1979
dibandingkan dengan tahun 1978 Menunjukkan adanya kenaikan dalam penjualan
sebesar Rp. 53.000, dan kenaikan harga pokok penjualan Rp. 31.125, sehingga
laba kotor 1979 dibandingkan 1978 mengalami kenaikan sebesar Rp. 21.875. apakah
yang menyebabkan kenaikan ini ? untuk mengetahui sebab-sebab perubahan
tersebut perlu dilakukan langkah-langkah
analisa sebagai berikut :
Langkah
I :
Menghitung perubahan laba kotor yang disebabkan oleh factor
penjualan ( factor kwantitas penjualan maupun factor harga jual )
a. Penjualan 1979 253.000
Unit penjualan 1979 x harga jual 1978 230.000
Kenaikan
laba kotor karena perubahan harga jual
23.000 (laba)
Perubahan
laba kotor yang disebabkan adanya perubahan harga jual dapat ditentukan dengan
menggtunakan rumusnya yaitu :L
( Hj₂ - Hj₁ ) K₂
( 220 – 200 ) 1.150 = 23.000
b. Kwantitas penjualan 1979 x harga
jual 1978 230.000
Penjualan 1978 (sebagai standard ) 200.000
Kenaikan
laba kotor karena perubahan kwantitas penjualan 30.000 (laba)
Atau
:
=
( K₂
- K₁
) Hj₁
=
(1.150 – 1.000 ) 200
= 30.000
Menghitung perubahan laba kotor yang
disebabkan oleh adanya perubahan harga pokok penjualan per satuan produk maupun
kwantitasnya.
a. Harga pokok penjualan 1979 181.125
Kwantitas penjualan 1979 x harga jual 1978 172.500
Kenaikan laba kotor perubahan harga jual 8.625 (rugi)
Atau
:
=
(HPP₂ - HPP₁ ) K₂
=
( 157,50 – 150 ) 1.150
= 8.625
b. Kwantitas penjualan 1979 x harga
pokok 1978 172.500
Harga pokok penjualan 1978 (sebagai standard) 150.000
Kenaikan laba kotor karena perubahan kwantitas
Harga pokok penjualan 22.500 (
Rugi )
Atau :
= (K₂ - K₁ ) HPP₁
= ( 1.150 – 1000 ) 150
Laporan
Perubahan Laba Kotor
Akhir
Tahun 1979 dengan 1978
Kenaikan
penjualan yang disebabkan :Kenaikan Harga Jual 23.000
Kenaikankwantitas penjualan 30.000
53.000
Kenaikanharga pokok penjualan disebabkan :
Kenaikan harga pokok per satuan produk 8.625
Kenaikan kwantitas harga pokok penjualan 22.500
31.125
Kenaikan
laba kotor ………………………………………………………
21.875
dengan cara sebagai berikut :
a. Factor kwantitas penjualan
Kenaikan penjualan karena naiknya volume, jika tidak ada
kenaikan harga jual.
Harga per unit 1978 200
Kenaikan kwantitas 150
Kenaikan laba kotor karena kwantitas penjualan (200 x 150) 30.000
b. Factor harga jual :
Kenaikan penjualan karena kenaikan
harga jual, jika tidak ada kenaikan kwantitas penjualan :
Kenaikan harga jual 20
Volume (kwantitas) penjualan 1978 1.000
Kenaikan laba kotor karena harga jual ( 20 x 1.000 ) 20.000
c. Factor kwantitas penjualan dan harga
jual
Kenaikan harga jual per satuan
Dikalikan kenaikan kwantitas penjualan ( 20 x 150 ) 3.000
Total kenaikan laba bruto karena penjualan 53.000
Kenaikan
harga pokok penjualan Rp 31.125 dapat ditentukan factor-faktor penyebanya
sebagai berikut :
1. Factor kwantitas
Kenaikan harga pokok penjualan
karena kenaikan volume jika tidak ada kenaikan harga pokok :
Harga pokok 1978 150
Kenaikan kwantitas atau volume
150
Kenaikan karena factor kwantitas ( 150 x 150 ) 22.500
2. Factor harga pokok ( biaya )
Kenaikan harga pokok penjualan
karena kenaikan harga pokok per unit, jika tidak ada kenaikan dalam volume :
Kenaikan harga pokok
per satuan 7,50
Volume/kwantitas
1.000
Kenaikan karena factor harga pokok ( 7,50 x 1.000) 7.500
3. Factor kwantitas dan harga pokok :
Kenaikan harga pokok per unit dikalikan volume ( 7,50 x 150
) 1.125
Total kenaikan harga pokok penjualan 31.125
Untuk kepentingan management atau
pihak-pihak yang ingin mengetahui sifat atau pengaruh berbagai factor terhadap
perubahan laba kotor, maka laporan kepada management atau pihak-pihak tersebut
adalah sebagai berikut :
PT
INDIRASARI
Laporan
perubahan dalam penjualan, harag pokok penjualan dan laba kotor
Akhir
tahun 1979 dengan 1978
Junlah tahun 1979
Jumlah tahun 1978
Kenaikan
|
Penjualan
|
Harga pokok penjualan
|
Gross profit
|
253.000
200.000
|
181.125
150.000
|
71.875
50.000
|
|
53.000
|
31.000
|
21.875
|
Kenaikan
– penurunan disebabkan oleh :
Faktor
kwantitas 30.000 22.500 7.500
Factor
harga jual 20.000
- 20.000
Factor
harga pokok - 7.500
7.500
Factor
kwantitas dan harga jual 3.000 - 3.000
Factor
kwantitas dan harga pokok - 1.125 1.125
Jumlah
53.000 31.125 21.875
Analisa perubahan laba kotor adalah suatu analisis untuk
mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari satu periode
ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang
di budgetkan untuk periode tersebut.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap laba kotor
adalah sebagai berikut :
1.
Perubahan harga jual (sales
price variance) yaitu ada perubahan dengan harga jual anggaran. Perubahan
laba kotor yang disebabkan adanya perubahan harga jual dikumpulkan dengan rumus
:
(Hjr-Hja)KR
Dimana : Hjr :
Harga jual realisasi (tahun yang berlaku sekarang)
Hja : Harga jual anggaran tahun lalu
KR : Kuantitas realisasi
Apabila (Hjr-Hja) hasilnya positif berarti ada kenaikan
harga yang menunjukan keadaan yang menguntungkan, sebaliknya bila hasilnya
negatif berarti ada penurunan haraga jual dan menunjukan keadaan yang
merugikan.
2.
Perubahan kuantitas produk yang dijual (sales volume variance) yaitu ada perbedaan antara kuantitas produk
anggaran (tahun lalu) dengan kuantitas produk realisasi. Perubahan laba kotor
yang disebabkan adanya perubahan kuantitas produk yang dijual ditentukan denga rumus
:
(KR-KA) HJa
Apabila (KR-KA) hasilnya menunjukkan positif bahwa kuantitas
produk yang sesungguhnya dijual lebih dari kuantitas yang dianggarkan hal ini
menunjukkan keadaan yang menguntungkan atau bagian penjualan bekerjanya lebih
baik.Sebaliknya bila hasilnya negatif berarti penjualan turun dan menunjukkan
keadaan yang merugikan.
3.
Perubahan harga pokok penjualan persatuan produk (cost price variance) yaitu adanya
perbedaan antara harga pokok penjualan persatuan dengan produk menurut
perencanaan tahun sebelumnya dengan harga pokok penjualan, realisasi perubahan
laba kotor yang disebabkan adanya perubahan harga pokok penjualan atau satuan
produk yang dijual ditentukan dengan rumus :
(HPRr-HPPa)KR
Apabila hasil (HPRr-HPPa) positif maka harga pokok penjualan
mengalami kenaikan dalam sektor biaya dan sebaliknya bila hasilnya negatif maka
menunjukkan keadaan yang merugikan.
4.
Perubahan kuantitas harga pokok penjualan (cost volume variance) yaitu ada
perubahan harga pokok penjualan, karena perubahan kuantitas atau volume
penjualan. Perubahan laba kotor yang disebabkan adanya kuantitas harga pokok
penjualan persatuan produk yang dijual ditentukan dengan rumus
(KR-KA)HPPa
Apabila (KR-KA) hasilnya positif berarti kuantitas yang dijual
atau yang diproduksi bertambah (mengalami kenaikan), juka kuantitas bertambah
maka harga pokok penjualan akan mengalami kenaikan pula, hal ini menunjukan
keadaan yang merugikan.
4. OPERATING
LEVERAGE
Konsep operating leverage bermanfaat untuk
analisis, perencanaan dan pengendalian keuangan. Perlu ditegaskan kembali bahwa
leverage dalam pengertian bisnis mengacu pada penggunaan aset dan sumber
dana (source offunds) oleh perusahaan di mana dalam penggunAan aset atau
dana tersebut perusahaan harusmengeluarkan biaya tetap atau beban tetap.
Definisi
OperationalLeverage
Leverage
operasi timbul pada saat perusahaan menggunakan
aktiva yang memiliki biaya-biaya operasi tetap. Biaya tetap tersebut misalnya
biaya penyusutan gedung dan peralatan kantor, biaya asuransi dan biaya lain
yang muncul dari penggunaan fasilitas dan biaya manajemen. Dalam jangka
panjang, semua biaya bersifat variabel, artinya dapat berubah sesuai dengan
jumlah produk yang dihasilkan.Oleh karena itu, dalam analisis ini diasumsikan
dalam jangka pendek.Biaya operasi tetap, dikeluarkan agar volume penjualan
dapat menghasilkan penerimaan yang lebih besar daripada seluruh biaya operasi
tetap dan variabel.Pengaruh yang timbul dengan adanya biaya operasi tetap yaitu
adanya perubahan dalam volume penjualan yang menghasilkan perubahan keuntungan
atau kerugian operasi yang lebih besar dari proporsi yang telah ditetapkan.
Degree
of Operating Leverage (DOL)
Tingkat leverage operasi atau degree of operating leverage (DOL) adalah persentase perubahan dalam laba operasi (EBIT) yang disebabkan perubahan satu persen dalam output (penjualan). Dengan demikian maka,
Tingkat elastisitas
|
|
Persentase
perubahan laba operasi (EBIT)
|
|
operasi pada unit
|
=
|
|
|
Persentase
perubahan output (penjualan)
|
|
||
output
penjualan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN LABA BERSIH (NET
INCOME) :
1. Naik turunnya jumlah unit yang
dijual dan harga jual perunit.
2. Naik turunnya harga pokok penjualan.
Perubahan harga pokok penjualan ini dipengaruhi oleh jumlah unit yang dibeli
atau di produksi atau dijual dan harga pembelian per unit atau harga pokok per unit.
3. Naik turunnya biaya usaha yang di
pengaruhi oleh jumlah unit yang dijual, variasi jumlah unit yang dijual,
variasi dalam tingkat harga dan efisiensi operasi perusahaan.
4. Naik turunnya pos penghasilan atau
biaya non operasional yang dipengaruhi oleh variasi jumlah unit yang
dijual, variasi dalam tingkat harga dan perubahaan kebijaksanaan dalam
pemberian atau penerimaan discount.
5. Naik turunnya pajak perseroan yang
dipengaruhi oleh besar kecilnya laba yang diperoleh atau tinggi rendahnya tarif
pajak.
6. Adanya perubahan dalam metode
akuntansi.
6. MASALAH
PENGUKURAN DAN PENGAKUAN PENDAPATAN
a. Masalah pengukuran pendapatan
Penentuan satuan ukur
untuk pendapatan secara umum dinyatakan dengan jumlah uang atau unit moneter.
Penentuan ini menimbulkan masalah, oleh sebab itu adanya penurunan atau
kenaikan daya beli umum sepanjang waktu. Keterbatasan pengukuran pendapatan
dapat timbul karena data akuntansi disajikan berdasarkan asumsi bahwa data itu
relevan.
Meramalkan pada masa
yang akan datang pada umumnya tidak pasti, maka sulit menetapkan pengukuran
yang relevan untuk tujuan ini. Namun, ketidakmampuan untuk membuat pengukuran
pendapatan yang terandal dan atribut khusus yang dianggap relevan dapat juga
disebab oleh kurangnya teknik pengukuran yang terandal dan ketidakmampuan untuk
menemukan prosedur pengukuran pendapatan yang menjelaskan secara layak atribut
yang sedang diukur.
b. Masalah pengakuan pendapatan
Pada
penjelasan sebelumnya konsep pendapatan hingga saat ini sulit dirumuskan oleh
para ahli ekonomi maupun akuntansi, hal ini disebabkan pendapatan menyangkut
prosedur tertentu, perubahan nilai tertentu dan waktu pendapatan harus
dilaporkan.
Didalam definisi
pendapatan sebagai produk perusahaan dalam mengukur dan melaporkan pendapatan
masih menghadapi masalah. Suatu alternatif pengakuan pendapatan pada waktu
penyelesaian kegiatan utama ekonomi adalah konsep pelaporan pendapatan
berdasarkan kejadian kritis atau yang paling menentukan, dengan kata lain
sebagian pendapatan
SUMBER :
SUMBER :
elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/kursus_financial_analysis/KAS.pdf
http://ayu-rahayu91.blogspot.co.id/2012/03/analisis-sumber-dan-penggunaan-kas.html
https://oniiomad.wordpress.com/analisis-sumber-dan-penggunaan-kas/
http://yana-anggraini.blogspot.co.id/2013/06/perubahan-laba-kotor_4.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar