Light Pink Pointer

Sabtu, 08 April 2017

LATIHAN 2 SOFTSKILL (Analisis Rasio Laporan Keuangan dan Contoh Kasus)

Nama : Rafika Paramita Riztanto
Kelas : 3DA02
NPM : 48214747
Latihan 2 Softskill (Analisis Rasio Laporan Keuangan)

1. Pengertian

Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk menganalisa laporan keuangan adalah analisis rasio. Analisis rasio adalah cara analisa dengan menggunakan perhitungan-perhitungan perbandingan atas data kuantitatif yang ditujukkan dalam neraca maupun laba rugi. Pada dasarnya perhitungan rasio-rasio keungan adalah untuk menilai kinerja keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini, dan kemungkinannya di masa depan.

Menurut Irawati (2005 : 22) rasio keuangan merupakan teknik analisis dalam bidang manajemen keuangan yang dimanfaatkan sebagai alat ukur kondisi keuangan suatu perusahaan dalam periode tertentu  , ataupun hasil-hasil usaha dari suatau perusahaan pada satu periode tertentu dengan jalan membandingkan dua buah variabel yang diambil dari laporan keuangan perusahaan, baik daftar neraca maupun laba rugi.

Analisa rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan yang lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap suatu perusahaan tertentu. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi para calon investor dan kreditur dapat ditempuh untuk memperoleh dana.

Jadi, analisis laporan rasio laporan keuangan adalah suatu metode analisis laporan keuangan yang membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan  untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta menilai kinerja manajemen dalam suatu periode  tertentu.

2. Tujuan dan Manfaat

Analisis rasio keuangan terutama bertujuan untuk mendapat gambaran tentang baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan pada saat dianalisis. Berdasarkan hasil analisis tersebut manajemen akan memperoleh suatu informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan. Informasi tersebut dapat membantu manajer dalam memahami apa yang perlu dilakukan perusahan selain itu manajer dapat membuat keputusan-keputusan penting di masa yang akan datang.

Analisis rasio keuangan tidak hanya penting bagi pihak manajemen tetapi penting juga bagi pihak ekstern perusahaan. Bagi pihak ekstern, analisis rasio keuangan penting untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan. Dengan mengetahui perkembangan keuangan perusahaan tersebut mereka dapat memutuskan apakah akan tetap menginvestasikan dananya pada perusahaan tersebut atau tidak.

Manfaat dari analisis rasio keuangan adalah dapat mengetahui adanya kekuatan atau kelemahan keuangan dari tahun-tahun sebelumnya. Dengan membandingkan angka rasio keuangan dengan standar yang ditetapkan maka akan diperoleh manfaat lain yaitu dapat diketahui apakah dalam aspek keuangan tertentu perusahaan berada di atas standar di bawah standar. Apabila perusahaan berada di bawah standar, maka manajemen akan mencari faktor-faktor yang menyebabkannya untuk kemudian diambil kebijakan keuangan untuk dapat menaikkan rasio perusahaannya kembali.

Dennis (2006) menyatakan bahwa analisis rasio keuangan merupakan metode yang paling baik digunakan untuk memperoleh gambaran kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan. Analisis ini berguna sebagai analisis intern bagi manajemen perusahaan untuk mengetahui hasil keuangan yang telah dicapai guna perencanaan yang akan datang dan juga untuk analisis ekstern bagi kreditur
dan investor untuk menentukan kebijakan pemberian kredit dan penanaman modal suatu perusahaan.

Analisis terhadap laporan keuangan perusahaan menurut Mamduh M. Hanafi (2009:5) bertujuan untuk mengetahui tingkat keuntungan, tingkat kesehatan dan tingkat resiko suatu perusahaan dengan menghitung data rasio-rasio keuangan perusahaan.
Sehingga dalam melakukan analisi keuangan akan tergantung pada tiga laporan keuangan perusahaan yaitu:
(1) Neraca,
(2) Laporan Laba Rugi dan
(3) Laporan Aliran Kas.

3. Macam-macam metode Analisis rasio laporan keuangan

Berikut macam-macam pengertian beserta dengan rumus dari analisis rasio laporan keuangan :
a. Rasio Likuiditas
Pengertian rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban dalam jangka pendek (hutang jangka pendek).

Perusahaan yang mampu menyelsaikan hutang jangka pendeknya maka perusahaan itu disebut perusahaan yang likuid sedangkan utuk perusahaan yang tidak mampu membayar hutang jangka pendeknya maka perusahaan itu disebut perusahaan yang ilikuid.

Ada tiga rasio likuid yang digunakan perusahaan untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan, berikut penjelasannya:

1. Rasio Lancar  (Current Ratio)

Rasio lancar adalah rasio yang digunakan untuk mengukur dan mengetahui kemampuan perusahaan dalam kewajibannya membayar hutang jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo dengan aktiva lancar yang tersedia.

Aktiva lancar meliputi kas, piutang dagang, efek, persediaan, dan aktiva lainnya. Sedangkan hutang lancar meliputi hutang dagang, hutang wesel, hutang bank, hutang gaji, dan hutang lainnya yang segera harus dibayar. Rumus rasio lancar yaitu:

                                Aktiva  Lancar
Current ratio = ----------------------- x 100%
                               Hutang  Lancar

Semakin besar perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar, maka semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka pendeknya.

Ketika perbandingan rasio lancar 1:1 atau 100%, itu artinya aktiva lancar dapat menutupi semua hutang lancar. Jadi sebuah perusahaan dikatakan sehat jika tingkat rasionya berada dia atas satu atau diatas 100 persen. Sedangkan untuk aktiva lancar harus jauh di atas jumlah hutang lancar.


2. Rasio Cepat  (Quick Rastio atau Acid Test Ratio)

Rasio cepat digunakan untuk menunjukan kemampuan suatu perusahaan dalam menyelesaikan kewajibannya atau utang lancar dengan aktiva aktiva lancar dengan tidak memperhitungkan nilai persediaan.

Persediaan tidak dimasukkan dalam perhitungan quick ratio karena persediaan merupakan komponen aktiva lancar yang paling kecil tingkat likuiditasnya.

Quick ratio memfokuskan komponen-komponen aktiva lancar yang lebih likuid yaitu: kas, surat-surat berharga, dan piutang dihubungkan dengan hutang lancar atau hutang jangka pendek.
Rumus rasio lancar

                        Aktiva  Lancar −Persediaan
Quick Ratio = ------------------------------------ x
                               Hutang  Lancar

Ketika dijumpai adanya perbedaan antara quick ratio denan current ratio yang sangat besar, curret ratio meloncak tinggi sedangkan quick ratio menurun, itu artinya telah terjadi investasi yang tinggi pada persediaan.

Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik. Angka rasio ini tidak harus 100% atau 1:1. Walaupun rasionya tidak mencapai 100% tapi mendekati 100% juga sudah dikatakan sehat.

3. Cash Ratio

Kas yang dimaksud adalah uang milik perusahaan yang tersimpan di kantor maupun di bank dalam bentuk rekening Koran.

Sedangkan untuk harta yang mirip atau setara dengan kas adalah harta lancar yang mudah dicairkan kembali, mudah dipengaruhi oleh perekonomian Negara yang menjadi fomisili perusahaan bersangkutan.
         
                           Kas + Setara kas
Cash Ratio = --------------------------- x 100%
                             Hutang Lancar

 Semakin besar rasionya semakin baik. Sama seperti Quick Ratio, tidak harus mencapai 100%

b. Rasio solvabilitas

Rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan suatu perusahaan dalam menyelesaiannya semua kebutuhannya, baik itu jangka pendek atau panjang, jika terjadi likuidasi.

Solvable adalah sebutah untuk perusahaan yang memiliki aktiva atau kekayaan yang cukup banyak sehingga mampu membayar hutang-hutangnya, sedangkan insolvable adalah perusahaan yang sangat minim aktiva yang dimiliki sehingga kurang mampu membayar hutang-hutangnya.

Tapi hal tersebut tidak menup kemungkinan bahwa perusahaan yang solvable belum tentu likid, begitu juga dengan insolvable belum tentu ilikuid. Jika perusahaan dilukuidasi, maka rasio yang digunakan adalah:

1. Rasio Hutang Terhadap Aktiva (Total Debt to Asset Ratio)
Rasio yang disebut denga rasio hutang (debt ratio) ini mengukur seberapa banyak aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva, atau mengukur prosentase berapa besar dana yang berasal dari hutang.

Hutang disini adalah hutang perusahaan baik itu hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah:

                                               Total  hutang
Debt to assets ratio = ------------------------------------- x 100%
                                  Modal  Aktiva (total aktiva)

Rasio ini menggambarkan seberapa jauh hutang dapat ditutupi oleh aktiva. Semakin rendah debt ratio maka tingkat keamanan dananya menjadi semakin baik. Porsi hutang terhadap aktiva harus lebih kecil.

2. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)
Rasio hutang dengan modal sendiri (debt to equity ratio) adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara utang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri yang telah diberikan oleh pemilik perusahaan, dengan maksud untuk mengetahui berapa jumlah dana yang disediakan kreditor dengan pemilik perusahaan.

Jika semakin tinggi rasio maka semakin kecil modal sendiri dibanding hutangnya. Seharusnya kebijakan perusahaan harus memiliki hutang yang tidak lebih besar dari modal yang dimiliknya.
Karna semakin kecil rasio ini maka akan memperbaik keadaan perusahaan, artinya semakin kecil hutang yang dimiliki maka semakin aman. Rumus yang digunakan adalah:
                           
                                       Total  hutang
Debt to equity ratio = ----------------------- x 100%
                                       Modal  Sendiri


c. Rasio Profitabilitas  atau Rasio Rentabilitas

Rasio Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam medapatkan laba (profit) dari semua kemampuan dan sumberdaya yang dimiliki perusahaan tersebut seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan yang dipekerjakan, dan jumlah cabang yang sudah dimilikinya.

Untuk mengetahui laba yang dihasilkan berikut rasio yang digunakan:

1. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)

Rasio ini digunakan untuk mengetahui perbandingan antara laba kotor yang diperoleh perusahaan dengan tingkat penjualan yang dicapai pada periode yang sama.

Ukuran  persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan pajak, atau laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan. Semakin besar rasionya berarti semakin baik kondisi keuangan perusahaan, berikut rumus yang digunakan:
                                         Laba  kotor
Gross Profit Margin = ----------------------- x 100%
                                     Penjualan bersih

Rasio ini digunakan untuk mengetahui tingkat laba yang dihasilkan perusahaan untuk menutupi biaya-biaya operasi lainnya. Jika rasio pada perusahaan tersebut diketahui untuk biaya tetap sehingga perusahaan bisa memperoleh laba.

2. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)

Margin laba bersih adalah rasio yang digunakan untuk menghitung nilai rupiah dari setiap laba bersih yang diperoleh dari setiap satu rupiah penjualan dan juga mengukur seluruh efesiensi baik produksi, administrasi, marketing, pendanaa, penentuan harga maupun manajemen pajak.

Jadi semakin tinggi tingkat rasio yang dimiliki suatau perusahaan makan semakin tinggi juga tingkat laba yang deperoleh perusahaan tersebut dari tingkat penjualan tertentu. tau bisa saja rasio yang rendah menunjukan tingkat penjualan yang rendah untuk tingkat biaya tertentu. Atau dengan tingkat biaya yang tetlalu mahan untuk tingkat penjualan tertentu.
Berikut rumus yang digunakan:
                                    Laba bersih  setelah  pajak
Net Profit Margin = ---------------------------------- x 100%
                                          Penjualan bersih

Semakin tinggi rasio yang dimiliki perusahaan maka semakin baik laba yang dihasilkan, karna rasio tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba pada tingkat penjualan tertentu.

3. Return On investment (ROI)

Return On Investment adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang akan digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Laba yang dimaksuda adalah laba bersih setelah pajak atau EAT. Rasio ini dihitung dengan rumus:

                 EAT
ROI = --------------- x 100%
             Investasi
 
Semakin tinggi rasio yang dimiliki oleh perusahaan tersebut maka semakin baik. Rasio ini berfungsi untuk mengetahui jumlah rupiah  laba bersih dari setiap rupiah yang dikeluarkan untuk investasi.

4. Return On Assets

Rasio yang juga disebut rentabilitas ekonomis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar perusahaan dalam mendapatkan laba dengan semua aktivitas yang dimiliki oleh perusahaan. Tapi laba disini adalah laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT. Rumus yang digunakan adalah:
  
                                          EBIT
Return On Assets = ------------------ x 100%
                                   Total Aktiva

Rasio ini digunakan untuk mengetahui keuntungan (EBIT) dari total aktiva yang digunakan, semakin tingi tasio yang dimiliki perusahaan maka semakin baik.

5. Profit Margin

Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengahasilkan laba bersih dengan tingkat penjualan tertentu. Kita bisa mengetahui seraca langsung rasio ini di analisis common size untuk laporan rugi laba (baris paling akhir).

Rasio ini juga bisa diartikan sebagai penekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu. Rumus yang digunakan sebagai berikut:
  
                                 Laba Bersih
Profit Margin = ------------------------ x 100%
                                  Penjualan

Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba dari setiap penjualan tertentu. Semakin besar tingkat rasio yang digunakan maka semakin baik.

d. Rasio Aktivitas

Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi atau efektivitas suatu perusahaan dalam memakai aktiva yang dimilikinya.

Rasio aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertenam pada aktiva lain yang lebih produktif. Rasio yang digunakan adalah;

1. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory turnover ratio)
Rasio perputaran persediaan digunakan untuk mengukur aktivitas atau likuiditas dari persediaan perusahaan. Maksudnya yaitu mengukur tingkat efisiensi suatu perusahaan dalam mengelola dan menjual persediaan yang dimiliki oleh perusahaan.

Efektifitas manajemen persediaan ditunjukan oleh tingginya perputaran persediaan dalam satu tahun. Sedangkan pengendalian atas perediaan yang kurang efektif ditunjukan dengan rendahnya perputaran persediaan dalam satu tahun. Rumus yang digunakan adalah:

                                                                                     Harga  Pokok  Penjualan
Inventory Turn-over (perputaran persediaan)  = --------------------------------------- x 1 kali
                                                                                       Rata-rata Persediaan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa tingkat efektivitas perusahaan dalam mengelola persediaannya. Semakin tinggi tingka perputarannya maka semakin efektif juga pengelolaan pesediaannya.

2. Perputaran aktiva tetap

Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar suatau perusahaan dalam menghasilkan laba dalam penjualannya berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan.

Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa efektivitas suatu perusahaan dalam menggunakan aktiva tetap tersebut. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif proporsi aktiva tetap tersebut.
Mungkin tingkat penilayai setiap industry berbeda-beda, ada yang mengangap bahwa rasio ini penting untuk diperhatikan sehingga perusahaan tersebut memiliki aktiva tetap yang tinggi.

Sedangkan ada beberapa industri jasa yang menilai bahwa rasio tersebut tidak terlalu penting untuk diperhatikan, sehingga perusahaan tersebut memiliki proporsi aktiva tetap yang kecil. Untuk menghitung perputaran aktiva tetap dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

                                                Penjualan
Perputaran Aktiva Tetap = ----------------------
                                              Aktiva Tetap

Rasio ini digunakan untuk mengetahui efektivitas perusahaan dalam penggunaak aktiva tetap untuk menghasilkan laba. Sehingga semakin tingkat perputarannya maka semakin efektif penggunaan aktiva tetapnya.

3. Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turn Over Ratio)

Sama halnya dengan rasio perputaran aktiva tetap, rasio ini menghitung efektivitas penggunaan total aktiva tetap. Perputaran total aktiva menunjukkan efisiensi dimana perusahaan menggunakan seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan.

Tingkat rasio yang tinggi menunjukan bahwa perusahaan tersebut memiliki manajemen yang baik, begitu sebaliknya tingkat rasio yang rendah menunjukan perusahaan tersebut memiliki tingkat manajerial yang rendah juga, dan seharusnya perusahaan tersebut harus membentuk manajemen mengevaluasi strategi, pemasarannya, dan pengeluaran investasi atau modalnya.
Rumus yang digunakan adalah:
                         
                                              Penjualan
Total Asset Turn-over = ----------------------- x 1 kali
                                           Modal  Aktiva

Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas pemanfaatan aktiva dalam memperoleh penjualan. Jadi semakin tinggi tingkat perputarannya maka semakin efektif perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya.

4. Perputaran piutang

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa rata-rata piutang yang terkumpul dalam satu tahun. Rasio ini digunakan untuk mengetahui tingkat efissiensi dan kualitas utang suatu perusahaan dalam mengumpulkan piutang dan kebijakan kreditnya.

Semakin lama jangka waktu pelunasannya,semakin besar pula resiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang. Rumus yang digunakan adalah:
        
                                              Penjualan Bersih
Perputaran Piutang = -----------------------------------
                                    Rata-rata Piutang Dagang


4. Contoh Kasus dan Perhitungan Rasio

1. Laporan Neraca Konsolidasian PT. Telekomunikasi Tbk. Dan Anak Perusahaan.

 


 



Laporan Laba Rugi PT Telekomunikasi Tbk.
  

Perhitungan Analisis Rasio Rentabilitas
 
Rentabilitas ekonomi merupakan perbandingan laba sebelum pajak terhadap total aset. Dapat diartikan bahwa ratio rentabilitas mengidentikasikan seberapa besar kemampuan aset  perusahaan untuk menghasilkan pendapatan.
 
Rumus:
=    Laba Bersih Sebelum Pajak
                Total Aktiva

Tahun 2009             Rp22.447.021       =  0.229486415 / 0.23
                                Rp97.814.160

Tahun 2010             Rp21.416.351       = 0.214682081 / 0.21
                               Rp99.758.447   

Rendahnya rentabilitas tergantung pada :
 
Operating Profit Margin
Menggambarkan apa yang biasanya disebut pure profit yang diterima atas setiap Rp dari penjualan yang dilakukan.
 
Rumus :     
 
Laba bersih sebelum pajak
           Penjualan

Tahun 2009         Rp22.447.021      =  0.331676185 / 0.33   = 33%
                           Rp67.677.518

Tahun 2010          Rp21.416.351     =  0.312058962 / 0.31   = 31%
                            Rp68.629.181    
Asset Turnover
Rasio yang biasanya digunakan untuk mengukur aset perusahaan untuk memperoleh pendapatan, makin cepat aset perusahaan berputar makin besar pendapatan perusahaan tersebut.
Rumus :
  Penjualan         
Total Aktiva
 
Tahun 2009                 Rp67.677.518   =  0,6918989847686674 / 0.70   = 7%
                                   Rp97.814.160 
                                                         
 
Tahun 2010                 Rp68.629.181   =  0,6879535825171777 / 0.69  = 69%
                                   Rp99.758.447   
                                                      
Perhitungan Analisis Ratio Solvabilitas
 
Menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial baik jangka waktu pendek atau panjang apabila sekiranya perusahaan dilikuidasi.
Rasio solvabilitas terdiri dari:
Ratio Hutang Modal (Debt to Equity Ratio atau Ratio Leverage)
Menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang pada pihak luar dan digunakan untuk mengukur hingga sejuah mana perusahaan dibiayai oleh hutang.
 
Rumus:
Total Hutang
Total Modal
 
Tahun 2009              Rp48.228.553      = 1.24775506 / 1.25 = 125%
                                Rp38.652.260     
 
Tahun 2010             Rp43.343.664       =  0.975796748 /0.97
                                Rp44.418.742      
 
Analisis:
Pada tahun 2009, ratio hutang modal sebesar 125% yang diperoleh dari perbandingan total hutang sebesar Rp48.228.553  dengan penjualan sebesar Rp38.652.260 . Ini berarti perusahaan baru bisa menutupi hutang sebesar Rp 1.25
 
Pada tahun 2010 terjadi penurunan dari 125% pada tahun 2009 menjadi sebesar 97% pada tahun 2010 yang diperoleh dari perbandingan total hutang sebesar Rp43.343.664 dengan penjualan sebesar Rp44.418.742. Ini berarti perusahaan baru bisa menutupi hutang sebesar Rp0.97
Debt Ratio  
Menunjukan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva
Rumus:
Total Hutang
Total Aktiva
 
Tahun 2009              Rp48.228.553     = 0.4930631 / 0.5          =  5%
                                 Rp97.814.160
 
Tahun 2010              Rp43.343.664     = 0.434486154 / 0.43     =  43%
                                 Rp99.758.447 
Analisis
Dikarenakan Debt Ratio yang digambarkan oleh PT.Telkom semakin kecil,maka hutang yang dimiliki perusahaan pun semakin kecil dan ini berisiko finansial bahwa Pt Telkom. Tbk mengembalikan pinjaman yang semakin kecil pula.


Times Interest Earned / Coverage Ratio (Rasio Penutupan)
Rasio yang mencerminkan besarnya jaminan keuangan untuk membayar bunga hutang jangka panjang.
Rumus;
Laba Bersih Sebelum Bunga dan Pajak
                 Beban Bunga 
 
Tahun 2009        Rp22.447.021   = 10.70956899 / 10.70    = 1070%
                           Rp  2.095.978
 
Tahun 2010        Rp21.416.351    = 11.10786422 / 11.11   = 1111%
                           Rp  1.928.035
Analisis
Pada tahun 2009 ratio coverage PT Telkom Tbk yakni sebesar 1070% yang diperoleh dari perbandingan laba bersih sebelum bunga dan pajak sebesar Rp22.447.021 dengan beban bunga sebesar Rp2.095.978.
Pada tahun 2010 ratio coverage PT Telkom mengalami kenaikan dari 1070%  pada tahun 2009 menjadi 1111% pada tahun 2010 yang diperoleh dari perbandingan dari laba bersih sebelum bunga dan pajak sebesar Rp21.416.351 dengan beban bunga sebesar Rp1.928.035
 
Perhitungan Analisis Ratio Likuiditas
Menunjukan besarnya kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo.
 
Current Ratio
Rumus:
  Aktiva Lancar  
 Hutang Lancar
 
Tahun 2009            Rp16.186.024    X 100%    = 0.601864751
                               Rp26.893.125
                                                                       = 60.18% / 60.2%
Tahun 2010            Rp18.730.627    X 100%    = 0.914898662
                               Rp20.472.898
                                                                       = 91%
Analisis
Pada tahun 2009, current ratio PT Telkom Tbk 60.2% yang diperoleh dengan perbandingan akyiva lancar sebesar Rp16.186.024 dengan hutang lancar sebesar Rp26.893.125. Hal ini berarti setiap Rp 1,- , hutang lancar tidak dapat dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 0.602
Pada tahun 2010, current ratio perusahaan mengalami kenaikan dari 60.2% pada tahun 2009 menjadi 91% pada tahun 2010 yang diperoleh dari perbandingan aktiva lancar sebesar Rp18.730.627 dengan hutang lancar Rp20.472.898. Ini berarti setiap Rp1 , hutang lancar belom dapat dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 0.91
Quick Ratio
Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban finansialnya atas aktiva paling liquid.
Rumus:
 
Aktiva Lancar - Persediaan      X 100%
       Hutang Lancar

Tahun 2009           Rp16.186.024 - Rp128.025       X 100%      = Rp16.057.999   X 100%
                                     Rp26.893.125                                          Rp26.893.125
                                                                                                  = 0.597104241
                                                                                                  = 59.7% / 60%

Tahun 2010           Rp18.730.627 - Rp90.140         X 100%      = Rp18.640.487   X 100%
                                     Rp20.472.898                                           Rp20.472.898
                                                                                              = 0.910495768
                                                                                              = 91%

Analisis
Pada tahun 2009, quick ratio Pt Telkom Tbk 60% yang diperoleh dengan perbandingan quick asset sebesar Rp16.057.999 dengan hutang lancar Rp26.893.125. Hal ini berarti setiap Rp1, hutang lancar belom bisa dijamin oleh quick asset sebesar Rp0.6.
 
Pada tahun 2010, quick ratio mengalami kenaikan dari 60% pada tahun 2009 menjadi 91% pada tahun 2010 yang diperoleh dengan perbandingan quick asset sebesar Rp18.640.487 dengan hutang lancar Rp20.472.898. Ini berarti setiap Rp1, hutang lancar belom bisa dijamin quick asset sebesar Rp0.91
Cash Ratio
Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban finansial kas dan bank.
Rumus:
 
  Kas(Bank)             X 100%
Hutang Lancar
Tahun 2009          Rp 7.805.460     X 100%     = 0.290239977
                             Rp26.893.125                      = 29%
 
Tahun 2010         Rp 9.119.849      X 100%     = 0.445459602
                            Rp20.472.898                       = 44.5%
 
Analisis
Pada tahun 2009, cash ratio Pt Telkom Tbk sebesar 29% yang diperoleh dari perbandingan kas(bank) sebesar Rp7.805.460 dengan hutang lancar sebesar Rp26.893.125. Hal ini berarti setiap Rp1 hutang lancar dapat dijamin oleh cash asset sebesar Rp0.29
 
Pada tahun 2010, cash ratio Pt Telkom Tbk mengalami kenaikan dari 29% pada tahun 2009 menjadi 44.5% pada tahun 2010 , dengan perbandingan kas(bank) sebesar Rp9.119.849 dengan hutang lancar sebesar Rp20.472.898. Ini berarti setiap Rp1 , hutang lancar dapat dijamin oleh cash asset sebesar Rp0.445
 
 

SUMBER :
 Kasmir, 2008,  Analisis Laporan Keuangan, Rajawali Pers, Jakarta.
Irawati Susan, 2005, Manajemen Keuangan, Pustaka, Bandung
Rahardjo, Budi, 2007, Keuangan dan Akuntansi, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.
http://www.ilmuekonomi.net/2016/03/pengertian-macam-macam-rasio-laporan-keuangan-perusahaan-beserta-rumusnya-lengkap.html



TUGAS 2 SOFTSKILL (Analisis Pebandingan Laporan Keuangan dan Kasus)

Nama : Rafika Paramita Riztanto
Kelas : 3DA02
NPM : 48214747
Tugas : Tugas 2 Softskill

ANALISIS PERBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN dan CONTOH KASUS PERBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN

1. Pengertian Analisis Perbandingan Laporan Keuangan

Analisis pembandingan adalah teknik analisis laporan kuangan yang dilakukan dengan cara menyajikan laporan keuangan secara horizontal dan membandingkan antara satu dengan yang lain, dengan menunjukkan informasi keuangan atau data lain baik dalam rupiah atau dalam unit. Teknik perbandingan juga dapat menunjukkan kenaikan dan penurunan dalam rupiah atau unit dan juga dalam persentase atau perbandingan dalam bentuk angka perbandingan atau rasio.

Analisis perbandingan laporan keuangan merupakan analisis vertikal-horizontal yang membandingkan antara setiap pos-pos yang sama dalam laporan keuangan untuk periode beberapa tahun (periode) sehingga dapat diketahui perkembangan (tren) atau kecenderungannya. Yang diperbandingkan adalah hasil penilaian yang diperoleh dari kinerja perusahaan selama beberapa tahun.

Secara umum hasil analisis perbandingan laporan keuangan dapat ditunjukkan dalam bentuk:
  1. Jumlah dalam rupiah
  2. Jumlah penurunan dalam rupiah
  3. Jumlah kenaikan dalam rupiah
  4. Perbandingan dalam %
  5. Perbandingan dlm btk rasio

2. Apa yang dibandingkan ?
Perbandingan antarpos laporan dapat dilakukan melalui:
1. Perbandingan dalam dua atau beberapa tahun (horizontal) misalnya laporan keuangan tahun 1993, dibandingkan den laporan keuangan tahun 1994. Perbandingan antara 1996, 1995, 1994, dan seterusnya.
2. Perbandingan dengan perusahaan yang dianggap terbaik.
3. Perbandingan dengan angka-angka standar Industri yang berlaku (Industrial Norm). Di Indonesia standar ini belum tetapi di USA beberapa perusahaan mengkhususkan diri mensupply informasi rasio ini misalnya Moody’s, Standard & Poor dan lain-lain.
4. Perbandingan dengan budget (anggaran).
5. Perbandingan dengan bagian, divisi, atau seksi yang ada dalam suatu perusahaan.


3. Tujuan dan Manfaat Analisis Perbandingan Laporan Keuangan
Tujuan dilakukannya perbandingan laporan keuangan perusahaan ialah sebagai berikut :
  • Mengetahui perubahan-perubahan berupa kenaikan atau penurunan pos-pos laporan keuangan atau data lainnya dalam dua atau lebih periode yang dibandingkan.
  • Membandingkan data keuangan dua periode atau lebih, sehingga dapat memperoleh data yang dapat mendukung keputusan yang akan diambil  oleh pihak-pihak  yangberkepentingan.
  • Menentukan bagaimana setiap pos laporan keuangan berubah, mengapa pos-pos tersebut berubah, dan apakah perubahan tersebut menguntungkan ataukah tidak.
Sedangkan manfaat dengan membandingkan laporan keuangan perusahaan adalah sebagai berikut :
  • Memberikan gambaran atau laporan kemajuan secara periodik yang dilakukan pihak manajemen perusahaan yang bersangkutan.
  • Dapat menyajikan data historis serta menyeluruh yang terdiri dari data yang ada merupakan hasil kombinasi antara fakta yang telah dicatat, prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi serta pendapat pribadi.
  • Membantu para manajer, karena dengan laporan keuangan yang diperbandingkan untuk beberapa periode dapat diketahui sifat dan tendensi perubahan yang terjadi dalam perusahaan.
 4. Fungsi atau Kegunaan Analisis Perbandingan Laporan Keuangan
Fungsi dan kegunaan analisis ini adalah :
  • Untuk mengetahui perubahan masing-masing unsur laporan keuangan dalam beberapa periode.
  • Sebagai dasar pembuatan perencanaan,kebijaksanaan, keputusan, serta tindakan operasional manajemen perusahaan pada periode yang akan datang.
5. Metode Analisis Perbandingan Laporan Keuangan
 Metode yang biasa digunakan untuk membandingkan laporan keuangan adalah sebagai berikut :
  • Analisis horizontal
Analisis horizontal adalah analisis dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan dari beberapa periode yang berbeda untuk melihat perubahan–perubahan kekayaan perusahaan, modal kerja netto, dan kas perusahaan. Dari analisis–analisis perubahan ini dapat diketahui asal atau sumber penggunaan dana perusahaan, disamping perkembangan perusahaan dari periode satu ke periode yang lainnya.
  • Analisis Vertikal
Analisis vertikal adalah analisis dengan mengadakan perbandingan antara masing–masing pos dalam laporan keuangan periode berjalan dengan jumlah total pada laporan keuangan yang sama sehingga dapat diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada periode itu.
 
 Perbandingan dapat juga dilakukan antara laporan yang sudah dikonversikan ke angka indeks atau laporan bentuk common size awam. Metode ini dianggap lebih mudah dan lebih sederhana menafsirkannya dibanding laporan aslinya. Dalam melakukan analisis laporan keuangan teknik perbandingan ini kita dapat membandingkannya dengan angka-angka laporan keuangan tahun lalu, angka laporan keuangan perusahaan sejenis, rasio rata-rata industri, dan rasio normatif sebagai perbandingan (yardstick).
 
6. Prosedur perbandingan laporan keuangan yang baik
           Langkah awal yang baik didalam melakukan analisis laporan keuangan adalah dengan menyajikan laporan keuangan secara komparatif, misalnya untuk dua atau tiga tahun atau lebih. Dengan penyajian laporan keuangan seperti ini akan adapat diperoleh gambaran mengenai pergerakan dan kecenderungan serta memberikan petunjuk yang berharga didal rangka memprediksi masa datang.

          Pembandingan laporan keuangan untuk dua atau tiga periode dapat dilakukan dengan menghitung perubahan dari tahun ketahun, baik dalam jumlah absolute (rupiah) maupun dengan prosentase. Didalam perbandingan laporan keuangan, perubahan baik dalam absolute (rupiah) maupun prosentase, keduanya harus dipertimbangkan. Hal ini disebabkan karena ukuran rupiah dari dasar yang berbeda, yang digunakan untuk menghitung perubahan prosentase dapat mengakibatkan perubahan prosentase yang besar, melebihi porsinya. Sebagai contoh, suatu perubahan sebesar 20% dari satu angka Rp 1 juta adalah jauh lebih tidak ada artinya dibandingkan dengan perubahan yang sama dari angka Rp 100 juta.

Perbandingan Laporan Keuangan
Dengan Comperative Balance Sheet atau memperbandingkan Neraca yang menunjukkan aset, Hutang serta Modal perusahaan pada dua tanggal atau lebih akan dapat diketahui perubahan-perubahan :
•   Laba atau rugi yang bersifat operasionil maupun insidentil
•   Diperolehnya Aset maupun perubahan bentuk Aset
•   Timbulnya atau lunasnya hutang maupun perubahan bentuk hutang yang satu ke
     hutang lainnya
•   Pengeluaran atau pembayaran atau penarikan modal saham (penambahan atau
     pengurangan modal)
Dalam membuat perbandingan antara berbagi laporan keuangan biasanya aktiva tertentu seperti aktiva tidak berwujud (goodwill, hak patent, hak pengarang,dll) dan biaya yang ditangguhkan tidak diikutsertakan, karena sering tidak komparabel. Hal ini disebabkan masing-masing perusahaan mempunyai ciri-ciri khas mengenai aktiva tersebut.
Dalam membandingkan laporan keuangan dapat digunakan 2 jenis sumber data ;
• Mempergunakan laporan keuangan dari satu perusahaan untuk bebrapa tahun
• Membandingkan laporang keuangan dari beberapa perusahaan untuk tahun yang sama.misalnya tahun 2010 saja.

Langkah-langkah dalam menganalisis neraca :
1. Analisis terhadap perubahan jumlah totalnya (misalnya perubahan jumlah aktiva)
2. Analisis terhadap peruabhan subtotalnya (misalnya perubahan aktiva lancar, hutang lancar, aktiva tetap dan peruabahn subtotal lainnya)
3. Analisis terhadap peruabahan-perubahan yang terjadi di dalam masing-masing pos.
Laporan laba rugi yang diperbandingkan menunjukkan penghasilan, biaya, laba, atau rugi bersih dari hasil operasiperusahaan dalam dua periode atau lebih.
keuntungan utama diketahuinya kenaikkan atau penurunan adalah bahwa perubahan yang besar akan terlihat denganjelas, dan dapat segera diadakan penyelidikan atau analisis lebih lanjut dan menunjukkan sampai seberapa jauh perkembangan keadaan keuangan perusahaan dari hasil-hasil yang telah dicapai.

Dengan membandingkan atau menghubungakan antara perubahan yang satu dengan perubahan lainnya akan dapat ditarik kesimpulan megenai perubahan kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.
Tahun Perbandingan
Apabila Laporan keuangan yang dibandingkan lebih dari dua periode atau tahun  maka digunakan tahun pembanding/dasar dengan cara  :
-  Tahun awal digunakan sebagai tahun pembanding
-  Perbandingan dilakukan dengan data dari tahun sebelumnya
-  Dasar pembandingnya adalah rata-rata dari jumlah kumulatif seluruh periode yang 
    bersangkutan   
 
Trend Dalam Prosentase
-  Teknik analisa ini hanya praktis apabila digunakan jangka waktu lebih dari tiga tahun.
-  Dalam menganalisa  mengunakan indeks yang dinyatakan dalam prosentase.

Common Size Statement
Merupakan laporan keuangan yang dinyatakan dengan prosentase, karena tiap komponen atau posdinyatakan dalam persentase.
Metode dengan merubah jumlah rupiah menjadi prosentase dilakukan sebagai berikut :
•   Nyatakan total aset, total passiva serta total penjualan netto masing-masing 
    dengan 100%
•   Hitunglah ratio dari tiap tiap pos atau komponen dalam laporan tersebut dengan 
    cara membagi rupiah dari masing-masing pos aktiva dengan total aktivanya, pos 
    pasiva dengan total pasivanya dan pos rugi laba dengan total penjualan; dikalikan
    100%    

Evaluasi Common Size Statement
a.   Laporan prosentase per komponen menunjukkan prosentase dari total Aktiva yang 
     telah ditanamkan dalam masing-masing jenis Aktiva.
     Dengan membandingkan rata-rata industri sebagai keseluruhan dari perusahaan 
     sejenis, maka dapat diketahui apakah perusahaan tersebut Over invesment atau
     Under Invesment, sehingga dapat dilakukan kebijakan perusahan yang lebih 
     favorabel.
b.   Menunjukkan pula distribusi dari Hutang dan Modal, sumber-sumber dana yang 
      diinvestasikan dalam aktiva tersebut sehinga dapat diketahui kemampuan 
      perusahaan untuk memperoleh kredit dari pihak luar.
c.   Prosentase per komponen yang terdapat dalam Neraca merupakan prosentase per
      komponen terhadap total Aktiva, sehingga perbandingan horisontal hanya akan 
      menunjukkan trend of ralationship tidak menunjukkan perubahan absolut.
d.   Prosentase per komponen dalam hubungannya dengan laporan Laba Rugi, 
      menunjukkan jumlah atau prosentase dari penjualan netto yang diserap tiap-tiap 
      individu biaya dan prosentase yang masih tersedia untuk income. Oleh karenanya 
      Comman Size Statement banyak digunakan dalam hubungannya dengan Income
      Statement sedangkan untuk Neraca tidak banyak digunakan.

            Dalam upaya perbandingan ini kita harus memiliki standard sebagai ukuran lain yang dijadikan untuk membandingkan laporan yang kita miliki. Tanpa standar pembanding itu kita tidak akan dapat menilai keadaan atau posisi perusahaan yang dinilai. Dalam melakukan perbandingan ini perlu diyakinkan bahwa:
1. Standar penyusunan laporan keuangan harus sama.
2. Size dari perusahaan yang dibandingkan harus diperhatikan bukan berarti harus sama.
3. Periode laporan yang dibandingkan harus sama khususnya untuk laporan laba rugi dan komponennya. Tidak diperkenankan laporan Laba/Rugi satu tahun dibandingkan dengan laporan Laba Rugi satu semester.
7. Contoh Kasus dan Analisa Perbandingan Laporan Keuangan
 
Berikut merupakan analisis perbandingan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. dan anak perusahaan dengan menggunakan metode analisis horizontal yaitu dengan membandingkan laporan keuangan pada periode tahun sebelumnya: 

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.
Neraca Komparatif
Per 31 Desember 2009
Dengan angka perbandingan untuk tahun 2008

(dalam jutaan rupiah kecuali dinyatakan lain)
Neraca
31-Des
Perubahan
2008
2009
Rupiah
%
ASET




Aset lancar




Kas dan setara kas
499.362
527.681
28.319
5.67
Piutang usaha




 -Pihak ketiga-bersih
116.591
447.362
330.771
283.70
 -Pihak hubungan istimewa
16.347
48.658
32.311
197.66
Piutang lainya




 -Pihak ketiga
405.328
25.325
(380.003)
(93.75)
 -Pihak hubungan istimewa
167.096
198.758
31.662
18.95
Persediaan - bersih
7.657.848
9.539.067
1.881.219
24.56
Pajak dibayar dimuka
470.490
472.741
2.251
0.48
Uang muka pembelian tembakau
1.547.275
1.295.793
(251.482)
(16.25)
Beban dibayar dimuka dan




        aset lainya
156.950
133.259
(23.691)
(15.09)





Jumlah aset lancar
11.037.287
12.688.643
1.651.356
14.96





Aset tidak lancar




Aset pajak tangguhan
74.435
63.226
(11.209)
(15.05)
Penyertaan saham
22.373
20.587
(1.786)
(7.98)
Aset tetap - setelah dikurangi
Akumulasi penyusutan sebesar
Rp. 2.099.422 pada tahun 2009  ( 2008 : Rp.1.725.765 )












4.329.506
4.310.194
(19.312)
(0.44)
Tanah untuk pengembangan
175.689
175.772
83
0.04
Godwill-bersih
313.014
275.167
(37.847)
(12.09)
Aset lainya - bersih
181.515
182.858
1.343
0.73



Jumlah aset tidak lancar
5.096.532
5.027.804
(68.728)
(1.34)



JUMLAH ASET
16.133.819
17.716.447
1.582.628
9.80


Analisis >>  Pada neraca komparatif di atas PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. untuk aktiva lancar mengalami kenaikan sebesar 14,96 %. Kenaikan tersebut dipengaruhi karena banyaknya kenaikan pada akun-akun aktiva lancar, kenaikan terbesar pada piutang usaha pihak ketiga-bersih sebesar 283,70 %. Pada aktiva tidak lancar terjadi penurunan sebesar 1,34 %. Penurunan tersebut dipengaruhi banyaknya penurunan pada aktiva tidak lancar dan penurunan terbesar pada aset pajak tangguhan sebesar 15,05 %.
 


 
PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.
Neraca Komparatif
Per 31 Desember 2009
Dengan angka perbandingan untuk tahun 2008
(dalam jutaan rupiah,kecuali dinyatakan lain)
Neraca
31-Des
Perubahan
2008
2009
Rupiah
%
KEWAJIBAN




Kewajiban jangka pendek




Pinjaman jangka pendek




 - Pihak ketiga
986.773
653.154
(333.619)
(33.81)
 - Pihak hubungan istimewa

94.002
94.002
100
Hutan usaha




 - Pihak ketiga
149.366
220.388
71.022
47.55
 - Pihak hubungan istimewa
325.294
267.752
(57.542)
(17.69)
Hutan lainya




 - Pihak ketiga
171.045
76.890
(94.155)
(55.05)
 - Pihak hubungan istimewa
99.316
187.755
88.439
89.05
Hutang pajak
954.540
864.402
(90.138)
(9.44)
Hutang cukai
2.501.174
2.827.137
325.963
13.03
Beban yang masih harus dibayar dan




       kewajiban estimasian
906.111
839.252
(66.859)
(7.38)
Hutan dividen
482.130
657.450
175.320
36.36
Pinjaman jangka panjang yang jatuh




       tempo dalam waktu satu tahun




 - Hutan obligasi
999.625

(999.625)
(100)
 - Hutang sewa pembiayaan
66.833
58.838
(7.995)
(11.96)



Jumlah kewajiban jangka pendek
7.642.207
6.747.030
(895.177)
(11.71)





Kewajiban jangka panjang




Kewajiban pajak tangguhan
27.506
19.161
(8.345)
(30.34)
Pinjaman jangka panjang




 - Hutang sewa pembiayaan
112.699
76.340
(36.359)
(32.26)
Pendapatan tangguhan
57.211
44.593
(12.618)
(22.05)
Kewajiban imbalan pasca - kerja
243.941
363.398
119.457
48.97



Jumlah Kewajiban jangka panjang
441.377
503.492
62.115
14.07





HAK MINORITAS
2.339
4.309
1.970
84.22





EKUITAS




Modal saham




      Modal dasar - 6.300.000.000




       nilai nominal Rp. 100




        ( Rupiah penuh ) per saham




Modal ditempatkan dan disetorkan




        penuh - 4.383.000.000




        saham biasa
438.300
438.300
-
Tanbahan modal disetor
42.077
42.077
-
Selisih kurs karena penjabaran




      laporan keuangan
658.094
614.275
(43.819)
(6.66)
Selisih transaksi perubahan ekuitas




      anak perusahaan
(29.721)
(29.721)
(-)
Saldo laba




 - dicadangkan
90.000
90.000
-
 - belum dicadangkan
6.849.146
9.306.658
2.457.512
35.88



Jumlah ekuitas
8.047.896
10.461.616
2.413.720
29.99



JUMLAH KEWAJIBAN DAN




      EKUITAS
16.133.819
17.716.447
1.582.628
9.81
 

Analisis >> Pada neraca komparatif di atas PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. untuk aktiva lancar mengalami kenaikan sebesar 14,96 %. Kenaikan tersebut dipengaruhi karena banyaknya kenaikan pada akun-akun aktiva lancar, kenaikan terbesar pada piutang usaha pihak ketiga-bersih sebesar 283,70 %. Pada aktiva tidak lancar terjadi penurunan sebesar 1,34 %. Penurunan tersebut dipengaruhi banyaknya penurunan pada aktiva tidak lancar dan penurunan terbesar pada aset pajak tangguhan sebesar 15,05 %.


PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.
Laporan laba rugi Komparatif
Per 31 Desember 2009
Dengan angka perbandingan untuk tahun 2008

(dalam jutaan rupiah, kecuali laba bersih per saham)
Neraca
31-Des
Perubahan
2008
2009
Rupiah
%
Penjualan bersih
34.680.445
38.972.186
4.291.741
12.37





Beban pokok penjualan
24.695.196
27.737.465
3.042.269
12.32
Laba kotor
9.985.249
11.234.721
1.249.472
12.51
Beban usaha




Penjualan
2.955.457
3.148.441
192.984
6.53
Umum dan administrasi
804.559
788.513
(16.046)
(1.99)
Jumlah beban usaha
3.760.016
3.936.954
176.938
4.70
Laba operasi
6.225.233
7.297.767
1.072.534
(17.23)





(Beban)/ penghasilan lainya




Laba penjualan aset tetap
18.844
54.731
35.887
190.44
Penghasilan bunga
37.423
50.327
12.904
34.48
Beban pembiayaan
(166.846)
(166.606)
240
(0.14)
Amortisasi goodwill
(37.847)
(37.847)
-
100
Beban penurunan nilai aset
(69.403)
(4.487)
64.916
(93.53)
Beban kurtailmen dari




      program pensiun
(145.391)
-
(145.391)
100
Lain - lain bersih
(64.533)
19.335
83.868
(129.96)



Beban lainya - bersih
(427.753)
(84.547)
343.206
(80.23)
Bagian laba/(rugi) bersih


       perusahaan asosiasi
(191)
246
437
(228.79)
Laba sebelum pajak penghasilan
5.797.289
7.213.466
1.416.177
24.43
Beban pajak penghasilan


 - Kini
1.925.005
2.121.292
196.287
10.20
 - Tangguhan
(24.836)
2.864
27.700
(111.53)
Beban pajak penghasilan - bersih
1.900.169
2.124.156
223.987
11.79
Laba konsilidasi sebelum


       hak minoritas
3.897.120
5.089.310
1.192.190
30.59
Hak minoritas
1.840
1.971
131
7.12
Laba bersih
3.895.280
5.087.339
1.192.059
30.60
Laba per saham dasar




       (rupiah penuh) dihitung




        berdasarkan jumlah rata-rata




         tertimbang saham yang beredar




         sebesar 4.383.000.000 saham
899
1.161
262
29.14

Analisis >> Pada laporan laba rugi komparatif di atas  PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. mengalami laba, dengan laba bersih sebesar 30,60 %, laba tersebut dipengaruhi banyak akun diantaranya adanya kenaikan pada penjualan bersih sebesar 12,37 %, beban pokok penjualan juga naik sebesar 12,32 %. Untuk laba per saham dasar PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. naik sebesar 29,14 %.

 

Solusi : Dengan adanya perbandingan laporan keuangan pada PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk pada bagian neraca maupun laba rugi dengan membandingkan laporan keuangan perusahaan pada periode sebelumnya, agar perusahaan dapat mempelajari apa yang kurang dan apa yang harus ditambahkan dalam melakukan penjualan, sehingga perusahaan dapat menimilkan resiko kerugian dengan pengeluaran aset dan mendapatkan laba yang diinginkan.



SUMBER :