Kelas : 3DA02
NPM : 48214747
Latihan 2 Softskill (Analisis Rasio Laporan Keuangan)
1. Pengertian
Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk menganalisa laporan keuangan adalah analisis rasio. Analisis rasio adalah cara analisa dengan menggunakan perhitungan-perhitungan perbandingan atas data kuantitatif yang ditujukkan dalam neraca maupun laba rugi. Pada dasarnya perhitungan rasio-rasio keungan adalah untuk menilai kinerja keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini, dan kemungkinannya di masa depan.
Menurut Irawati (2005 : 22) rasio keuangan merupakan teknik analisis dalam bidang manajemen keuangan yang dimanfaatkan sebagai alat ukur kondisi keuangan suatu perusahaan dalam periode tertentu , ataupun hasil-hasil usaha dari suatau perusahaan pada satu periode tertentu dengan jalan membandingkan dua buah variabel yang diambil dari laporan keuangan perusahaan, baik daftar neraca maupun laba rugi.
Analisa rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan yang lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap suatu perusahaan tertentu. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi para calon investor dan kreditur dapat ditempuh untuk memperoleh dana.
Jadi, analisis laporan rasio laporan keuangan adalah suatu metode analisis laporan keuangan yang membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta menilai kinerja manajemen dalam suatu periode tertentu.
2. Tujuan dan Manfaat
Analisis rasio keuangan terutama bertujuan untuk mendapat gambaran tentang baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan pada saat dianalisis. Berdasarkan hasil analisis tersebut manajemen akan memperoleh suatu informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan. Informasi tersebut dapat membantu manajer dalam memahami apa yang perlu dilakukan perusahan selain itu manajer dapat membuat keputusan-keputusan penting di masa yang akan datang.
Analisis rasio keuangan tidak hanya penting bagi pihak manajemen tetapi penting juga bagi pihak ekstern perusahaan. Bagi pihak ekstern, analisis rasio keuangan penting untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan. Dengan mengetahui perkembangan keuangan perusahaan tersebut mereka dapat memutuskan apakah akan tetap menginvestasikan dananya pada perusahaan tersebut atau tidak.
Manfaat dari analisis rasio keuangan adalah dapat mengetahui adanya kekuatan atau kelemahan keuangan dari tahun-tahun sebelumnya. Dengan membandingkan angka rasio keuangan dengan standar yang ditetapkan maka akan diperoleh manfaat lain yaitu dapat diketahui apakah dalam aspek keuangan tertentu perusahaan berada di atas standar di bawah standar. Apabila perusahaan berada di bawah standar, maka manajemen akan mencari faktor-faktor yang menyebabkannya untuk kemudian diambil kebijakan keuangan untuk dapat menaikkan rasio perusahaannya kembali.
Dennis (2006) menyatakan bahwa analisis rasio keuangan merupakan metode yang paling baik digunakan untuk memperoleh gambaran kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan. Analisis ini berguna sebagai analisis intern bagi manajemen perusahaan untuk mengetahui hasil keuangan yang telah dicapai guna perencanaan yang akan datang dan juga untuk analisis ekstern bagi kreditur
dan investor untuk menentukan kebijakan pemberian kredit dan penanaman modal suatu perusahaan.
Analisis terhadap laporan keuangan perusahaan menurut Mamduh M. Hanafi (2009:5) bertujuan untuk mengetahui tingkat keuntungan, tingkat kesehatan dan tingkat resiko suatu perusahaan dengan menghitung data rasio-rasio keuangan perusahaan.
Sehingga dalam melakukan analisi keuangan akan tergantung pada tiga laporan keuangan perusahaan yaitu:
(1) Neraca,
(2) Laporan Laba Rugi dan
(3) Laporan Aliran Kas.
3. Macam-macam metode Analisis rasio laporan keuangan
Berikut macam-macam pengertian beserta dengan rumus dari analisis rasio laporan keuangan :
a. Rasio Likuiditas
Pengertian rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban dalam jangka pendek (hutang jangka pendek).
Perusahaan yang mampu menyelsaikan hutang jangka pendeknya maka perusahaan itu disebut perusahaan yang likuid sedangkan utuk perusahaan yang tidak mampu membayar hutang jangka pendeknya maka perusahaan itu disebut perusahaan yang ilikuid.
Ada tiga rasio likuid yang digunakan perusahaan untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan, berikut penjelasannya:
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar adalah rasio yang digunakan untuk mengukur dan mengetahui kemampuan perusahaan dalam kewajibannya membayar hutang jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo dengan aktiva lancar yang tersedia.
Aktiva lancar meliputi kas, piutang dagang, efek, persediaan, dan aktiva lainnya. Sedangkan hutang lancar meliputi hutang dagang, hutang wesel, hutang bank, hutang gaji, dan hutang lainnya yang segera harus dibayar. Rumus rasio lancar yaitu:
Aktiva Lancar
Current ratio = ----------------------- x 100%
Hutang Lancar
Semakin besar perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar, maka semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka pendeknya.
Ketika perbandingan rasio lancar 1:1 atau 100%, itu artinya aktiva lancar dapat menutupi semua hutang lancar. Jadi sebuah perusahaan dikatakan sehat jika tingkat rasionya berada dia atas satu atau diatas 100 persen. Sedangkan untuk aktiva lancar harus jauh di atas jumlah hutang lancar.
2. Rasio Cepat (Quick Rastio atau Acid Test Ratio)
Rasio cepat digunakan untuk menunjukan kemampuan suatu perusahaan dalam menyelesaikan kewajibannya atau utang lancar dengan aktiva aktiva lancar dengan tidak memperhitungkan nilai persediaan.
Persediaan tidak dimasukkan dalam perhitungan quick ratio karena persediaan merupakan komponen aktiva lancar yang paling kecil tingkat likuiditasnya.
Quick ratio memfokuskan komponen-komponen aktiva lancar yang lebih likuid yaitu: kas, surat-surat berharga, dan piutang dihubungkan dengan hutang lancar atau hutang jangka pendek.
Rumus rasio lancar
Aktiva Lancar −Persediaan
Quick Ratio = ------------------------------------ x
Hutang Lancar
Ketika dijumpai adanya perbedaan antara quick ratio denan current ratio yang sangat besar, curret ratio meloncak tinggi sedangkan quick ratio menurun, itu artinya telah terjadi investasi yang tinggi pada persediaan.
Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik. Angka rasio ini tidak harus 100% atau 1:1. Walaupun rasionya tidak mencapai 100% tapi mendekati 100% juga sudah dikatakan sehat.
3. Cash Ratio
Kas yang dimaksud adalah uang milik perusahaan yang tersimpan di kantor maupun di bank dalam bentuk rekening Koran.
Sedangkan untuk harta yang mirip atau setara dengan kas adalah harta lancar yang mudah dicairkan kembali, mudah dipengaruhi oleh perekonomian Negara yang menjadi fomisili perusahaan bersangkutan.
Kas + Setara kas
Cash Ratio = --------------------------- x 100%
Hutang Lancar
Semakin besar rasionya semakin baik. Sama seperti Quick Ratio, tidak harus mencapai 100%
b. Rasio solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan suatu perusahaan dalam menyelesaiannya semua kebutuhannya, baik itu jangka pendek atau panjang, jika terjadi likuidasi.
Solvable adalah sebutah untuk perusahaan yang memiliki aktiva atau kekayaan yang cukup banyak sehingga mampu membayar hutang-hutangnya, sedangkan insolvable adalah perusahaan yang sangat minim aktiva yang dimiliki sehingga kurang mampu membayar hutang-hutangnya.
Tapi hal tersebut tidak menup kemungkinan bahwa perusahaan yang solvable belum tentu likid, begitu juga dengan insolvable belum tentu ilikuid. Jika perusahaan dilukuidasi, maka rasio yang digunakan adalah:
1. Rasio Hutang Terhadap Aktiva (Total Debt to Asset Ratio)
Rasio yang disebut denga rasio hutang (debt ratio) ini mengukur seberapa banyak aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva, atau mengukur prosentase berapa besar dana yang berasal dari hutang.
Hutang disini adalah hutang perusahaan baik itu hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah:
Total hutang
Debt to assets ratio = ------------------------------------- x 100%
Modal Aktiva (total aktiva)
Rasio ini menggambarkan seberapa jauh hutang dapat ditutupi oleh aktiva. Semakin rendah debt ratio maka tingkat keamanan dananya menjadi semakin baik. Porsi hutang terhadap aktiva harus lebih kecil.
2. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)
Rasio hutang dengan modal sendiri (debt to equity ratio) adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara utang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri yang telah diberikan oleh pemilik perusahaan, dengan maksud untuk mengetahui berapa jumlah dana yang disediakan kreditor dengan pemilik perusahaan.
Jika semakin tinggi rasio maka semakin kecil modal sendiri dibanding hutangnya. Seharusnya kebijakan perusahaan harus memiliki hutang yang tidak lebih besar dari modal yang dimiliknya.
Karna semakin kecil rasio ini maka akan memperbaik keadaan perusahaan, artinya semakin kecil hutang yang dimiliki maka semakin aman. Rumus yang digunakan adalah:
Total hutang
Debt to equity ratio = ----------------------- x 100%
Modal Sendiri
c. Rasio Profitabilitas atau Rasio Rentabilitas
Rasio Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam medapatkan laba (profit) dari semua kemampuan dan sumberdaya yang dimiliki perusahaan tersebut seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan yang dipekerjakan, dan jumlah cabang yang sudah dimilikinya.
Untuk mengetahui laba yang dihasilkan berikut rasio yang digunakan:
1. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Rasio ini digunakan untuk mengetahui perbandingan antara laba kotor yang diperoleh perusahaan dengan tingkat penjualan yang dicapai pada periode yang sama.
Ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan pajak, atau laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan. Semakin besar rasionya berarti semakin baik kondisi keuangan perusahaan, berikut rumus yang digunakan:
Laba kotor
Gross Profit Margin = ----------------------- x 100%
Penjualan bersih
Rasio ini digunakan untuk mengetahui tingkat laba yang dihasilkan perusahaan untuk menutupi biaya-biaya operasi lainnya. Jika rasio pada perusahaan tersebut diketahui untuk biaya tetap sehingga perusahaan bisa memperoleh laba.
2. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)
Margin laba bersih adalah rasio yang digunakan untuk menghitung nilai rupiah dari setiap laba bersih yang diperoleh dari setiap satu rupiah penjualan dan juga mengukur seluruh efesiensi baik produksi, administrasi, marketing, pendanaa, penentuan harga maupun manajemen pajak.
Jadi semakin tinggi tingkat rasio yang dimiliki suatau perusahaan makan semakin tinggi juga tingkat laba yang deperoleh perusahaan tersebut dari tingkat penjualan tertentu. tau bisa saja rasio yang rendah menunjukan tingkat penjualan yang rendah untuk tingkat biaya tertentu. Atau dengan tingkat biaya yang tetlalu mahan untuk tingkat penjualan tertentu.
Berikut rumus yang digunakan:
Laba bersih setelah pajak
Net Profit Margin = ---------------------------------- x 100%
Penjualan bersih
Semakin tinggi rasio yang dimiliki perusahaan maka semakin baik laba yang dihasilkan, karna rasio tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba pada tingkat penjualan tertentu.
3. Return On investment (ROI)
Return On Investment adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang akan digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Laba yang dimaksuda adalah laba bersih setelah pajak atau EAT. Rasio ini dihitung dengan rumus:
EAT
ROI = --------------- x 100%
Investasi
Semakin tinggi rasio yang dimiliki oleh perusahaan tersebut maka semakin baik. Rasio ini berfungsi untuk mengetahui jumlah rupiah laba bersih dari setiap rupiah yang dikeluarkan untuk investasi.
4. Return On Assets
Rasio yang juga disebut rentabilitas ekonomis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar perusahaan dalam mendapatkan laba dengan semua aktivitas yang dimiliki oleh perusahaan. Tapi laba disini adalah laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT. Rumus yang digunakan adalah:
EBIT
Return On Assets = ------------------ x 100%
Total Aktiva
Rasio ini digunakan untuk mengetahui keuntungan (EBIT) dari total aktiva yang digunakan, semakin tingi tasio yang dimiliki perusahaan maka semakin baik.
5. Profit Margin
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengahasilkan laba bersih dengan tingkat penjualan tertentu. Kita bisa mengetahui seraca langsung rasio ini di analisis common size untuk laporan rugi laba (baris paling akhir).
Rasio ini juga bisa diartikan sebagai penekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu. Rumus yang digunakan sebagai berikut:
Laba Bersih
Profit Margin = ------------------------ x 100%
Penjualan
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba dari setiap penjualan tertentu. Semakin besar tingkat rasio yang digunakan maka semakin baik.
d. Rasio Aktivitas
Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi atau efektivitas suatu perusahaan dalam memakai aktiva yang dimilikinya.
Rasio aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertenam pada aktiva lain yang lebih produktif. Rasio yang digunakan adalah;
1. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory turnover ratio)
Rasio perputaran persediaan digunakan untuk mengukur aktivitas atau likuiditas dari persediaan perusahaan. Maksudnya yaitu mengukur tingkat efisiensi suatu perusahaan dalam mengelola dan menjual persediaan yang dimiliki oleh perusahaan.
Efektifitas manajemen persediaan ditunjukan oleh tingginya perputaran persediaan dalam satu tahun. Sedangkan pengendalian atas perediaan yang kurang efektif ditunjukan dengan rendahnya perputaran persediaan dalam satu tahun. Rumus yang digunakan adalah:
Harga Pokok Penjualan
Inventory Turn-over (perputaran persediaan) = --------------------------------------- x 1 kali
Rata-rata Persediaan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa tingkat efektivitas perusahaan dalam mengelola persediaannya. Semakin tinggi tingka perputarannya maka semakin efektif juga pengelolaan pesediaannya.
2. Perputaran aktiva tetap
Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar suatau perusahaan dalam menghasilkan laba dalam penjualannya berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan.
Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa efektivitas suatu perusahaan dalam menggunakan aktiva tetap tersebut. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif proporsi aktiva tetap tersebut.
Mungkin tingkat penilayai setiap industry berbeda-beda, ada yang mengangap bahwa rasio ini penting untuk diperhatikan sehingga perusahaan tersebut memiliki aktiva tetap yang tinggi.
Sedangkan ada beberapa industri jasa yang menilai bahwa rasio tersebut tidak terlalu penting untuk diperhatikan, sehingga perusahaan tersebut memiliki proporsi aktiva tetap yang kecil. Untuk menghitung perputaran aktiva tetap dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
Penjualan
Perputaran Aktiva Tetap = ----------------------
Aktiva Tetap
Rasio ini digunakan untuk mengetahui efektivitas perusahaan dalam penggunaak aktiva tetap untuk menghasilkan laba. Sehingga semakin tingkat perputarannya maka semakin efektif penggunaan aktiva tetapnya.
3. Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turn Over Ratio)
Sama halnya dengan rasio perputaran aktiva tetap, rasio ini menghitung efektivitas penggunaan total aktiva tetap. Perputaran total aktiva menunjukkan efisiensi dimana perusahaan menggunakan seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan.
Tingkat rasio yang tinggi menunjukan bahwa perusahaan tersebut memiliki manajemen yang baik, begitu sebaliknya tingkat rasio yang rendah menunjukan perusahaan tersebut memiliki tingkat manajerial yang rendah juga, dan seharusnya perusahaan tersebut harus membentuk manajemen mengevaluasi strategi, pemasarannya, dan pengeluaran investasi atau modalnya.
Rumus yang digunakan adalah:
Penjualan
Total Asset Turn-over = ----------------------- x 1 kali
Modal Aktiva
Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas pemanfaatan aktiva dalam memperoleh penjualan. Jadi semakin tinggi tingkat perputarannya maka semakin efektif perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya.
4. Perputaran piutang
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa rata-rata piutang yang terkumpul dalam satu tahun. Rasio ini digunakan untuk mengetahui tingkat efissiensi dan kualitas utang suatu perusahaan dalam mengumpulkan piutang dan kebijakan kreditnya.
Semakin lama jangka waktu pelunasannya,semakin besar pula resiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang. Rumus yang digunakan adalah:
Penjualan Bersih
Perputaran Piutang = -----------------------------------
Rata-rata Piutang Dagang
4. Contoh Kasus dan Perhitungan Rasio
1. Laporan Neraca Konsolidasian PT. Telekomunikasi Tbk. Dan Anak Perusahaan.
Laporan Laba Rugi PT Telekomunikasi Tbk.
Perhitungan Analisis Rasio Rentabilitas
Rentabilitas ekonomi merupakan perbandingan laba sebelum pajak terhadap total aset. Dapat diartikan bahwa ratio rentabilitas mengidentikasikan seberapa besar kemampuan aset perusahaan untuk menghasilkan pendapatan.
Rumus:
= Laba Bersih Sebelum Pajak
Total Aktiva
Tahun 2009 Rp22.447.021 = 0.229486415 / 0.23
Rp97.814.160
Tahun 2010 Rp21.416.351 = 0.214682081 / 0.21
Rp99.758.447
Rendahnya rentabilitas tergantung pada :
Operating Profit Margin
Menggambarkan apa yang biasanya disebut pure profit yang diterima atas setiap Rp dari penjualan yang dilakukan.
Rumus :
Laba bersih sebelum pajak
Penjualan
Tahun 2009 Rp22.447.021 = 0.331676185 / 0.33 = 33%
Rp67.677.518
Tahun 2010 Rp21.416.351 = 0.312058962 / 0.31 = 31%
Rp68.629.181
Asset Turnover
Rasio yang biasanya digunakan untuk mengukur aset perusahaan untuk memperoleh pendapatan, makin cepat aset perusahaan berputar makin besar pendapatan perusahaan tersebut.
Rumus :
Penjualan
Total Aktiva
Tahun 2009 Rp67.677.518 = 0,6918989847686674 / 0.70 = 7%
Rp97.814.160
Tahun 2010 Rp68.629.181 = 0,6879535825171777 / 0.69 = 69%
Rp99.758.447
Perhitungan Analisis Ratio Solvabilitas
Menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial baik jangka waktu pendek atau panjang apabila sekiranya perusahaan dilikuidasi.
Rasio solvabilitas terdiri dari:
Ratio Hutang Modal (Debt to Equity Ratio atau Ratio Leverage)
Menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang pada pihak luar dan digunakan untuk mengukur hingga sejuah mana perusahaan dibiayai oleh hutang.
Rumus:
Total Hutang
Total Modal
Tahun 2009 Rp48.228.553 = 1.24775506 / 1.25 = 125%
Rp38.652.260
Tahun 2010 Rp43.343.664 = 0.975796748 /0.97
Rp44.418.742
Analisis:
Pada tahun 2009, ratio hutang modal sebesar 125% yang diperoleh dari perbandingan total hutang sebesar Rp48.228.553 dengan penjualan sebesar Rp38.652.260 . Ini berarti perusahaan baru bisa menutupi hutang sebesar Rp 1.25
Pada tahun 2010 terjadi penurunan dari 125% pada tahun 2009 menjadi sebesar 97% pada tahun 2010 yang diperoleh dari perbandingan total hutang sebesar Rp43.343.664 dengan penjualan sebesar Rp44.418.742. Ini berarti perusahaan baru bisa menutupi hutang sebesar Rp0.97
Debt Ratio
Menunjukan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva
Rumus:
Total Hutang
Total Aktiva
Tahun 2009 Rp48.228.553 = 0.4930631 / 0.5 = 5%
Rp97.814.160
Tahun 2010 Rp43.343.664 = 0.434486154 / 0.43 = 43%
Rp99.758.447
Rp99.758.447
Analisis
Dikarenakan Debt Ratio yang digambarkan oleh PT.Telkom semakin kecil,maka hutang yang dimiliki perusahaan pun semakin kecil dan ini berisiko finansial bahwa Pt Telkom. Tbk mengembalikan pinjaman yang semakin kecil pula.
Times Interest Earned / Coverage Ratio (Rasio Penutupan)
Rasio yang mencerminkan besarnya jaminan keuangan untuk membayar bunga hutang jangka panjang.
Rumus;
Laba Bersih Sebelum Bunga dan Pajak
Beban Bunga
Tahun 2009 Rp22.447.021 = 10.70956899 / 10.70 = 1070%
Rp 2.095.978
Tahun 2010 Rp21.416.351 = 11.10786422 / 11.11 = 1111%
Rp 1.928.035
Analisis
Pada tahun 2009 ratio coverage PT Telkom Tbk yakni sebesar 1070% yang diperoleh dari perbandingan laba bersih sebelum bunga dan pajak sebesar Rp22.447.021 dengan beban bunga sebesar Rp2.095.978.
Pada tahun 2010 ratio coverage PT Telkom mengalami kenaikan dari 1070% pada tahun 2009 menjadi 1111% pada tahun 2010 yang diperoleh dari perbandingan dari laba bersih sebelum bunga dan pajak sebesar Rp21.416.351 dengan beban bunga sebesar Rp1.928.035
Perhitungan Analisis Ratio Likuiditas
Menunjukan besarnya kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo.
Current Ratio
Rumus:
Aktiva Lancar
Hutang Lancar
Tahun 2009 Rp16.186.024 X 100% = 0.601864751
Rp26.893.125
= 60.18% / 60.2%
Tahun 2010 Rp18.730.627 X 100% = 0.914898662
Rp20.472.898
= 91%
Analisis
Pada tahun 2009, current ratio PT Telkom Tbk 60.2% yang diperoleh dengan perbandingan akyiva lancar sebesar Rp16.186.024 dengan hutang lancar sebesar Rp26.893.125. Hal ini berarti setiap Rp 1,- , hutang lancar tidak dapat dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 0.602
Pada tahun 2010, current ratio perusahaan mengalami kenaikan dari 60.2% pada tahun 2009 menjadi 91% pada tahun 2010 yang diperoleh dari perbandingan aktiva lancar sebesar Rp18.730.627 dengan hutang lancar Rp20.472.898. Ini berarti setiap Rp1 , hutang lancar belom dapat dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 0.91
Quick Ratio
Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban finansialnya atas aktiva paling liquid.
Rumus:
Aktiva Lancar - Persediaan X 100%
Hutang Lancar
Tahun 2009 Rp16.186.024 - Rp128.025 X 100% = Rp16.057.999 X 100%
Rp26.893.125 Rp26.893.125
= 0.597104241
= 59.7% / 60%
Tahun 2010 Rp18.730.627 - Rp90.140 X 100% = Rp18.640.487 X 100%
Rp20.472.898 Rp20.472.898
= 0.910495768
= 91%
Pada tahun 2009, quick ratio Pt Telkom Tbk 60% yang diperoleh dengan perbandingan quick asset sebesar Rp16.057.999 dengan hutang lancar Rp26.893.125. Hal ini berarti setiap Rp1, hutang lancar belom bisa dijamin oleh quick asset sebesar Rp0.6.
Pada tahun 2010, quick ratio mengalami kenaikan dari 60% pada tahun 2009 menjadi 91% pada tahun 2010 yang diperoleh dengan perbandingan quick asset sebesar Rp18.640.487 dengan hutang lancar Rp20.472.898. Ini berarti setiap Rp1, hutang lancar belom bisa dijamin quick asset sebesar Rp0.91
Cash Ratio
Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban finansial kas dan bank.
Rumus:
Kas(Bank) X 100%
Hutang Lancar
Tahun 2009 Rp 7.805.460 X 100% = 0.290239977
Rp26.893.125 = 29%
Tahun 2010 Rp 9.119.849 X 100% = 0.445459602
Rp20.472.898 = 44.5%
Analisis
Pada tahun 2009, cash ratio Pt Telkom Tbk sebesar 29% yang diperoleh dari perbandingan kas(bank) sebesar Rp7.805.460 dengan hutang lancar sebesar Rp26.893.125. Hal ini berarti setiap Rp1 hutang lancar dapat dijamin oleh cash asset sebesar Rp0.29
Pada tahun 2010, cash ratio Pt Telkom Tbk mengalami kenaikan dari 29% pada tahun 2009 menjadi 44.5% pada tahun 2010 , dengan perbandingan kas(bank) sebesar Rp9.119.849 dengan hutang lancar sebesar Rp20.472.898. Ini berarti setiap Rp1 , hutang lancar dapat dijamin oleh cash asset sebesar Rp0.445
SUMBER :
Kasmir, 2008, Analisis Laporan Keuangan, Rajawali Pers, Jakarta.
Irawati Susan, 2005, Manajemen Keuangan, Pustaka, Bandung
Rahardjo, Budi, 2007, Keuangan dan Akuntansi, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.
http://www.ilmuekonomi.net/2016/03/pengertian-macam-macam-rasio-laporan-keuangan-perusahaan-beserta-rumusnya-lengkap.html