Light Pink Pointer

Kamis, 14 Agustus 2014

Menghindari gaya hidup yang tidak sesuai karakteristik Biografi dan sosintropologi sebagai perwujudan IMTAQ



        Dulu Indonesia dikenal sebagai negeri yang subur . Tanaman apa saja bisa tumbuh di sana. Bahkan tongkat dan kayu pun menurut Koes plus dapat tumbuh jadi tanaman yang subur.
        Namun sering dengan peradaban manusia , Indonesia tidak lagi menjadi nyaman untuk di huni. Tanahnya jadi gersang dan tandus, jangan kan tongkat dan kayu, ibibit unggul pun gagal untuk tumbuh di Indonesia. Yang lebih menyedihkan , dari tahun ke tahun Indonesia selalu menuai bencana.
        Mengapa bencana demi bencana terus terjadi ? Bukankah negeri ini sudah memiliki prangkat hokum yang jelasmengenai pengelolaan lingkungan hidup ? Namun mengapa korban-korban terus berjatuhan akibat rusaknya lingkungan yang sudah berada pada titik nadir ? siapa yang mesti bertanggung jawab ketika bumi ini tidak lagi ramah kepada penghuninya ? siapa yang harus di salahkan ketika bencana dan musibah datng beruntun menelan korban orang-orang yang tak berdosa ?.
       Jawabannya yakni adanya kesalahan dari pola gaya hidup manusia terhadap lingkungannya (Biogeografi dan Sosiontropologi).
     Lingkungan hidup merupakan persoalan kolektif yang membutuhkan partisipasi dari semua komponen yang bangsa untuk mengurus dan mengelolanya . Pemerintah, tokoh-tokoh masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat(LSM) , semua warga masyarakat, dan komponen bangsa lain harus memiliki “kemauan politik” untuk bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan hidup .
Seperti sebagai berikut :
ü  Membuang sampah pada tempatnya
ü  Menangkap ikan yang besar saja
ü  Merawat tanaman
ü  Merawat Lingkungan hidup dari paulah tangan jahil
ü  Tidak membuang limbah sembarangan
ü  Memelihara kebersihan lingkungan
ü  Tidak Menebang pohon sembarangan
ü  Dsb
     Hal itu harus di barengi dengan tindakan Hukum yang tegas terhadap pelaku kejahatan lingkungan hidup yang nyata-nyata telah terbukti menyengsarakan umat manusia.

Usaha untuk mengatasi berbagai masalah lingkungan hidup diantara nya sebagai berikut :
1. Menerapkan penggunaan teknologi yang ramahlingkungan pada pengelolaan sumber daya alam baik yang dapat maupun yang tidak dapatdiperbaharui dengan memperhatikandaya dukung dan daya tampungnya.
2.  Untuk menghindariterjadinya pencemaran lingkungan dan kerusakan sumber daya alam maka diperlukan penegakan hukum secara adil dan konsisten.
3. Memberikan kewenangan dan tanggung jawab secara bertahap terhadap pengelolaansumber daya alam dan lingkungan hidup.
4.    Pengelolaan sumber daya alam danlingkungan hidup secara bertahap dapat dilakukan dengan cara membudayakan masyarakat dan kekuatan ekonomi.
5. Untuk mengetahui keberhasilan dari pengelolaan sumber daya alam danlingkunganhidup dengan penggunaan indicator harus diterapkan secara efektif.
6.    Adanya pengendalian terhadap penggunaan sumber daya alam secara berlebihan
7. Mengikutsertakan masyarakat dalam rangka menanggulangi permasalahan lingkungang global.
    

          Yang tidak kalah penting harus ada upaya serius untuk membudayakan cinta lingkungan hidup melalui pendidikan . Instuisi pendidikan harus menjadi benteng yang tangguh untuk menginternalisasi dan menanamkan nilai-nilai budaya cinta lingkungan hidup kepada anak-anak bangsa yang kini tengah gencar dalam menuntut ilmu . Nilai-nilai kearifan local masyarakat setempat perlu terus di gali dan dikembangkan secara konteksual untuk selanjutnya disemaikan ke dalam dunia pendidikan melalui proses  pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
1.   Aktif
pengembang pembelajaran ini beranggapan bahwa belajar merupakan proses aktif merangkai pengalaman untuk memperoleh pemahaman baru. Siswa aktif terlibat di dalam proses belajar mengkonstruksi sendiri pemahamannya. Teori belajar konstruktivisme merupakan titik berangkat pembelajaran ini. Atas dasar itu pembelajaran ini secara sengaja dirancang agar mengaktifkan anak.
Di dalam implementasinya, seorang guru harus merancang dan melaksanakan kegiatan-kegiatan atau strategi-strategi yang memotivasi siswa berperan secara aktif di dalam proses pembelajaran. Mengapa pembelajaran harus mengaktifkan siswa? Hasil penelitian menunjukkan bahwa kita belajar 10% dari yang kita baca, 20% dari yang kita dengar, 30% dari yang kita lihat, 50% dari yang kita lihat dan dengar, 70% dari yang kita ucapkan, dan 90% dari yang kita ucapkan dan kerjakan serta 95% dari apa yang kita ajarkan kepada orang lain (Dryden & Voss, 2000). Artinya belajar paling efektif jika dilakukan secara aktif oleh individu tersebut.

2.   Inovativ
Pembelajaran PAIKEM bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan. Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas. Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Contohnya saja sebagian orang ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar, dan kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan mengakibatkan proses renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya diri siswa.

3.   Kreatif
pembelajaran PAKEM juga dirancang untuk mampu mengembangkan kreativitas. Pembela haruslah memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, inisiatif, dan kreativitas serta kemandirian siswa sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologisnya. Kemandirian dan kemampuan pemecahan masalah merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh semua bentuk pembelajaran. Dengan dua bekal itu setiap orang akan mampu belajar sepanjang hidupnya. Ciri seorang pebelajar yang mandiri adalah: (a) mampu secara cermat mendiagnosis situasi pembelajaran tertentu yang sedang dihadapinya; (b) mampu memilih strategi belajar tertentu untuk menyelesaikan masalah belajarnya; (c) memonitor keefektivan strategi tersebut; dan (d) termotivasi untuk terlibat dalam situasi belajar tersebut sampai masalahnya terselesaikan.

4.   Efektif
Menyiratkan bahwa pembelajaran harus dilakukan sedemikian rupa untuk mencapai semua hasil belajar yang telah dirumuskan. Karena hasil belajar itu beragam, karkteristik efektif dari pembelajaran ini mengacu kepada penggunaan berbagai strategi yang relevan dengan hasil belajarnya. Banyak orang beranggapan bahwa berbagai strategi pembelajaran inovatif termasuk PAKEM seringkali tidak efisien (memakan waktu) lebih lama dibandingka dengan pembelajaran tradisional/konvensional. Hal tersebut tentu amat mudah dipahami, dalam pembelajaran PAKEM banyak hasil belajar yang dicapai sehingga memerlukan waktu yang lama, sementara pada pembelajaran tradisional hasil belajar yang dicapai hanya pada tataran kognitif saja.

5.   Menyenangkan
Pembelajaran yang dilaksanakan haruslah dilakukan dengan tetap memperhatikan suasana belajar yang menyenangkan. Mengapa pembelajaran harus menyenangkan? Dryden dan Voss (2000) mengatakan bahwa belajar akan efektif jika suasana pembelajarannya menyenangkan. Seseorang yang secara aktif mengkonstruksi pengetahuannya memerlukan dukungan suasana dan fasilitas belajar yang maksimal. Suasana yang menyenangkan dan tidak diikuti suasana tegang sangat baik untuk membangkitkan motivasi untuk belajar. Anak-anak pada dasarnya belajar paling efektif pada saat mereka sedang bermain atau melakukan sesuatu yang mengasyikkan. Menurut penelitian, anak-anak menjadi berminat untuk belajar jika topik yang dibahas sedapat mungkin dihubungkan dengan pengalaman mereka dan disesuaikan dengan alam berpikir mereka. Yang dimaksudkan adalah bahwa pokok bahasannya dikaitkan dengan pengalaman siswa sehari-hari dan disesuaikan dengan dunia mereka dan bukan dunia guru sebagai orang dewasa. Apa lagi jika disesuaikan dengan kebiasaan mereka dalam belajar. Ciri yang terakhir ini merupakan ciri pembelajaran kontekstual. Dengan demikian pembelajaran PAIKEM sebenarnya juga pembelajaran kontekstual.

Siswa tidak memungkiri metode “PAIKEM = pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan” merupakan metode yang sangat mengerti dan memahami kondisi siswa. bagaimana guru menyampaikan materi merupakan penilaian utama siswa, seorang guru mempunyai wawasan yang luas akan tergambar dengan cara bagaimana seorang guru menyampaikan pembelajaran di kelas, fokus terhadap materi dan penyampaian yang mudah dimengerti oleh siswa. peduli terhadap siswa dan tidak pilih-memilih (diskriminatif),

performance yang menarik serta bisa dijadikan partner dalam berdiskusi dan berkeluh kesah merupakan sekian banyak kriteria yang siswa sampaikan jika seorang guru ingin menjadi favorit di mata siswa (Herman, 2008).